SERANG – Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Banten, Babar Suharso menyebut pasokan daging sapi di wilayah Banten masih mengandalkan impor karena ketersediaan sapi lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar.
“Selama ini hampir 80 persen di wilayah Banten Impor,” Kata Babar Suharo saat ditemui di pendopo lama Gubernur Banten, Kota Serang, Kamis (21/1) kemarin.
Menurut Babar, dalam startegi dagang Pasar tidak boleh kosong, karena perdagangan merupakan neraca tidak bersifat lokal, sehingga jika terdapat pasar daging sapi di Banten kosong dipastikan daging yang dari luar banten akan masuk.
“Bagaimana produksi optimal untuk memenuhi pasar lokal. Tapi ternyata kan produk lokal Banten tidak bisa hanya untuk Banten. Jadi, wara wiri tuh, namanya komoditi produk banten bisa ke Jakarta, produk luar Banten bisa masuk lagi” ungkapnya.
Disinggung soal sapi lokal tidak diminati konsumen, Babar membantah bahwa selama ini sapi lokal sangat dibutuhkan karena kualitas daging hampir sama dengan impor.
“Sebetulnya sih kalau sudah digantung (daging sapi,red) tidak kelihatan lokal sama luarnya. Jadi, daging yang tidak diminati itu daging beku, Kalau lokal masih bagus,” katanya.
Sejauh ini sambung Babar, Sapi Lokal Indonesia sudah mulai diminati para peternak bahkan jenis sapinya sudah menandingi sapi luar seperti sapi peranakan mulai banyak diternak.
“Lokal yang ada itu kan sapi bali, sapi kupang, sapi lombok Itu laku banget,” tandasnya (jen)