JAKARTA – Timbulnya kerumunan yang terjadi saat kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Maumere-NTT, mendapat kecaman keras dari PB HMI MPO. Jokowi dinilai telah melecehkan berbagai pihak yang berjuang melawan Covid-19 dengan menyosialisasikan 3M, khususnya terkait menjaga jarak dan menghindari kerumunan.
Ketua Umum PB HMI MPO, Affandi Ismail, mengatakan bahwa pihaknya mengecam kerumunan yang terjadi di NTT. Menurutnya, kerumunan tersebut menjadi tanggung jawab dari Presiden Jokowi jika berdasarkan video yang beredar secara viral di media sosial.
“Jokowi nampak tidak menghiraukan protokol kesehatan, dimana beliau justru membagikan beberapa suvenir kepada warga yang berjubel memadati mobil yang ditumpangi oleh Jokowi,” ujarnya dalam rilis yang diterima, Rabu (24/2/2021).
Menurutnya, tindakan Jokowi yang malah membagikan suvenir kepada masyarakat yang berkerumun, merupakan contoh tidak baik dan melecehkan seluruh pihak yang berjuang melawan Covid-19.
“Ini merupakan contoh yang tidak baik dan pelecehan, yang diperlihatkan oleh Presiden kepada seluruh rakyat Indonesia bahkan masyarakat dunia internasional yang tengah berjuang melawan Covid-19,” tuturnya.
Secara tegas, Affandi mengatakan bahwa Presiden Jokowi dengan sengaja dan penuh kesadaran, melakukan pelanggaran atas aturan yang dibuat sendiri. Hal itu dapat dilihat dari tidak adanya upaya pembubaran kerumunan, dan sudah siapnya Presiden Jokowi dengan suvenir yang akan dibagikan.
“Hal ini harus ditindak tegas berdasarkan aturan yang berlaku. Dan Jokowi harus bertanggung jawab atas hal ini. Karena dari video sudah terlihat bahwa ini ada unsur kesengajaan. Dan Jokowi pun melakukan pembagian suvenir secara sadar,” ungkapnya.
Ia pun mencontohkan pemanggilan terhadap Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil, yang dipanggil untuk diperiksa atas kerumunan di Megamendung dan juga pemanggilan atas Gubernur Jakarta, Anies Baswedan atas kerumunan di Petamburan.
“Kepolisian harus bertindak tegas dengan memanggil Jokowi atas kerumunan yang terjadi di NTT. Ridwan Kamil dan Anies dipanggil padahal tidak terlibat, ini jelas-jelas terlibat. Bahkan terindikasi ada unsur ajakan untuk berkerumun, seperti yang ditudingkan kepada Habib Rizieq,” tandasnya. (NA/red)