SERANG – Perekonomian di Banten mengalami penurunan dari tahun 2018 ke tahun 2019, hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan ekonomi makro daerah, pada triwulan IV 2018 sebesar 5,98 persen (yoy), sedangkan pada triwulan I 2019 perekenomian Banten sebesar 5,98 persen (yoy). Namun hal ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan I 2019 sebesae 5,07 persen (yoy).
Demikian hal tersebut disampaikan oleh Erry P. Suryanto Kepala Pjs Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Banten saat menggelar konferensi pers di Kantor Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten terkait laporan perekonomian Provinsi Banten Periode Mei 2019 Rabu, (19/6).
“Secara spasial regional Jawa, Pertumbuhan Ekonomi Banten pada triwulan I 2019 berada di posisi kelima setelah Provinsi D.I Yogyakarta, Provinsi DKI Jakarta, Provinsi Jawa Timur, dan Provinsi Jawa Barat. Pangsa PDRB Provinsi Banten terhadap Nasional adalah sebesar 4,15 persen, sedangkan pangsa PDRB Provinsi Banten terhadap Jawa sebesar 7 persen,” ujarnya.
Pada pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan I 2019 disisi penawaran didorong oleh Lapangan Usaha (LU) utama, yaitu LU Industri Pengolahan, LU Perdagangan, LU Konstruksi, dan LU real estate. Sementara LU transportasi dan pergudangan dan LU Pertanian tumbuh lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2018. Sedangkan dari sisi pengeluaran, meningkatnya ekspor netto dan LNPRT (Lembaga Non Profit Rumah Tangga) menjadi pendorong pertumbuhan Provinsi Banten.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Banten triwulan I 2019 didorong oleh masih cukup tingginya konsumsi masyarakat pada momen libur awal tahun dan imlek.
“Yang tumbuh sebesar 5,21 persen serta investasi proyek-proyek strategis nasional dan swasta dengan pertumbuhan yang cukup tinggi, yaitu tumbuh 6,65 persen (yoy) meskipun lebih rendah dibandingksn pertumbuhan triwulan IV 2018 sebesar 7,88 persen (yoy),” paparnya.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi utamanya didorong oleh industri pengolahan yang tumbuh sebesar 2,98 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2018 sebesar 2,19 persen (yoy), menurutnya, pertumbuhan ini didorong oleh pertumbuhan konsumsu rumah tangga dan konsumsi pemerintah baik di Provinsi Banten maupun didaerah lainnya. Selain itu, tumbuh positifnya permintaan eksternal yang tercermin dari angka ekspor turut menjadi penopang pertumbuhan kinerja industri pengolahan.
Sementara itu, lanjut Erry, kinerja LU transportasi dan pergudangan pada triwulan I 2019 tumbuh 1,00 persen (yoy), hak tersebut dinilai melambat cukup dalam dibandingkan triwulan IV 2018 yaitu 5,27 persen (yoy). Secara umum, sektor transportasi di Provinsi Banten terutama dikontribusi oleh subsektor angkutan urara, dan sangat berkaitan erat dengan aktivitas angkutan udara di Bandara Soekarno-Hatta.
“Jumlah penumpang angkutan udara triwulan I 2019 tercatat sebesar 6,22 juta penumpang atau terkontraksi sebesar 14,62 persen (yoy), atay menurun lebih dalam dibandibgkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 1,85 persen (yoy) ditengarai disebabkan oleh melonjaknya harga tiket atau tarif penumpang angkutan udara domestik secara nasional,” tandasnya.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten pada triwulan II 2019 dinilai akan mengalami kenaikan dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan I 2019, diperkirakan berada dalam kisaran 5,6 persen s.d 6,0 persen (yoy). Pertumbuhan tersebut disisi pengeluaran akan ditopang terutama oleh pertumbuhan konsumsi masyarakat, Pemerintah, dan kinerja ekspor. Berdasarkan lapangan udaha, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh antara lain LU industri pengolahan, LU perdagangan, LU konstruksi, LU pertanian, dan LU Real Estate yang diperkirakan menunjukan pertumbuhan yang cukup tinggi pada triwulan II 2019. (red)