Oleh : Rizki Ikhwani
Mungkin dalam kehidupan yang penuh tanda tanya ini kita memiliki mimpi dan harapan, dua buah kata yang tak sama tapi saling berhubungan dan tak dapat dipisahkan. Dalam perjalanannya, ketika kita mampu dan berani bermimpi pada saat itu juga akan tumbuh suatu harapan. Harapan besar agar mimpi itu menjadi nyata, harapan besar yang tak sekedar mimpi belaka. Namun nyatanya, banyak diantara kita yang memiliki keresahan akan ketidak mungkinan. Ketidak mungkinan untuk berani melangkah mencoba mengejar mimpi dan harapan itu dan ketidak mungkinan untuk meraihnya, karena berbagai faktor yang mengakibatkan pesimisme itu muncul.
Setiap manusia terlahir memiliki hak yang sama, begitupun mimpi dan harapan. Setiap manusia yang terlahir tentu memiliki hak untuk bermimpi dan berharap dari suatu yang hendak dicapai. Terkadang, karena kita berasal dari kalangan menengah ke bawah hampir setiap mimpi dan harapan yang kita miliki pupus begitu saja termakan oleh rasa pesimis. Beberapa kata seperti “Kayanya engga mungkin deh”, “Sayangnya saya itu cuma mimpi yang engga mungkin terjadi”, “Ah sudahlah itu Cuma mimpi” kalimat-atau cemoohan seperti “ Sudahlah kalau mimpi jangan ketinggian”, “Sadar kamu ini apa dan siapa, jangan ngayal”, kalimat-kalimat tersebutlah yang menghalangi kita untuk berfikir, bertindak dan berdoa.
Bagaimana tidak, sejak terucap kalimat-kalimat itu dari diri kita atau orang lain sejak saat itu pula sadar tidak sadar berakibat pada sebagian besar organ tubuh, aliran darah serta denyut nadi seakan-akan melemah. Jangankan mengangkat tangan kepada Tuhan untuk meminta, bahkan sekedar berfikir untuk melangkahkan kaki pun rasanya kita tidak cukup mampu apalagi merelakan diri ini dibanjiri keringat kerja keras.
Siapa yang bilang bahwa garis keturunan adalah penentu boleh atau tidaknya seseorang memiliki mimpi dan harapan. Percayalah bahwa kita semua manusia baik yang terlahir kaya maupun miskin memiliki hak yang sama untuk memiliki mimpi dan harapan.
Tuhan menciptakan kita manusia secara adil, sama rata dan sama rasa, memiliki akal untuk berfikir dan memiliki hati untuk merasakan. Yang menjadi masalah adalah ketika hantaman arus pesimistis datang menghampiri kita yang baru bermimpi dan yang baru berharap. Tak sadarkah kita bahwa itu menyakitkan, tak sadarkah kita bahwa itu menyedihkan dan tak sadarkah kita bahwa itu sangat menggangu gerak dan berfikir kita.
Sebagai contoh, seorang Paul Meyer yang memiliki kepribadian yang sangat amat tertutup dan gagap dapat menjadi seorang Raja Asuransi Dunia, kemudian ada seorang Jack Ma yang terlahir dari keluarga miskin dan diremehkan karena suatu ide yang digagasnya tapi lihat bagaimana ide yang diremehakan itu dapat merubah hidupnya, serta ada Oprah Winfrey pembawa acara talkshow yang berhasil mengubah hidupnya di tengah sejarah hidupnya yang kelam.
Ya, mereka adalah sebagian kecil contoh dari kekuatan genggaman optimisme dari sebuah mimpi dan harapan. Semua itu karena mimpi dan harapan mereka tetap terjaga, terpelihara dengan semangat yang dinamakan Optimisme. Karena rasa optimis membuat mimpi dan harapan yang kecil dapat tumbuh berkembang menjadi besar, karena rasa optimis akal untuk berfikir, raga untuk berdoa dan berikhtiar dapat menjadi modal yang paling fundamental dalam menggantungkan mimpi dan harapan kita menjadi nyata.
Tak ada seorangpun yang berhak melarang kita untuk bermimpi dan berharap, tak ada satupun dari kita yang berhak menghapus dan mengubur mimpi dan harapan menjadi gunungan sampah yang tidak berguna. Semua berawal dari sini, mimpi dan harapan yang tergenggam oleh rasa optimisme, kenyataan akan senantiasa kita raih satu demi satu.
Tinggal bagaimana kita menentukan langkah selanjutnya, apakah kita akan menjadi seorang pengecut yang takut memiliki mimpi dan harapan, ataukah kita akan menjadi seorang pecundang yang selalu mencari alasan dan tak pernah mampu menyelesaikan mimpi dan harapan atau kita akan menjadi seorang pemenang yang tak akan berhenti sampai mimpi dan harapan itu telah tercapai, semua itu kita yang menentukan.
Tumbuhkan keyakinan bahwa kita mampu dan kita bisa melawan ketidakmungkinan, membangun harapan kecil untuk mewujudukan mimpi yang besar, buktikan bahwa optimisme membuat kita mampu untuk berani melangkah mewujudkan setiap mimpi dan harapan.