Updatenews.co.id — Pesawat antariksa Jepang Hayabusa2 akan segera mendarat di asteroid Ryugu. Ini adalah kali kedua pesawat itu mendarat di Ryugu tahun ini. Pada pendaratan kali ini Hayabusa2 akan mengumpulkan material dari kawah di permukaan asteroid tersebut.
Kawah itu merupakan hasil bombardir tembakan proyektil ke permukaan asteroid yang dilakukan pesawat April lalu. Jika manuver ini berhasil, maka ini akan jadi material pertama di dunia yang diambil dari bagian dalam asteroid.
“Ini adalah yang pertama dalam sejarah,” jelas Harold Connolly, yang menjadi peneliti kimia ruang angkasa di Universitas Rowan di Glassboro, New Jersey, seperti dilansir Forbes.
Pesawat luar angkasa Jepang ini akan tiba di Bumi tahun depan. Ia akan membawa material yang dikumpulkan di permukaan dan bagian dalam asteroid.
Para peneliti akan membandingkan kedua material tersebut. Kedua material ini akan mengungkap bagaimana terpaan kerasnya kehidupan luar angkasa, pemanasan matahari, angin matahari, dan sinar kosmik, memengaruhi faktor kimiawi di permukaan asteroid.
“Material yang didapat dari bawah asteroid mungkin tidak pernah mendapat terpaan seperti yang ada dipermukaan dan akan menyimpan sejarah (asteroid) dari 4.567 miliar tahun lalu,” tambah Connolly.
“Ini adalah misi yang sangat masif,” jelas Lucy McFadden, astronom planet di NASA Goddard Space Flight di Greenbelt, Maryland, Amerika Serikat, seperti dilansir Nature.
Hayabusa2 tiba di Ryugu pada Juni 2018. Pesawat ini membangun pendaratan di permukaan asteroid dan mengecek kondisi magnetis, kimiawi, dan pengukuran lain dan mengirim fotonya ke Bumi.
Pesawat itu melakukan pendaratan pertama Februari lalu dan menembakkan proyektil ke permukaan asteroid di bulan April. Tembakan ini membuahkan kawah selebar 10 meter dan membuka material yang ada di bawah permukaan asteroid. Akhir tahun ini, Hayabusa2 akan kembali ke Bumi. Sehingga sampel asteroid itu diperkirakan akan sampai pada akhir 2020 untuk di analisis.
Untuk mengambil material di kawah itu, Hayabusa 2 tidak akan mendarat di kawah, karena akan terlalu beresiko, jelas Harold Connolly yang menjadi rekan penyelidik dalam misi ini. Sebab, dikhawatirkan pendaratan pesawat akan menimbulkan kerusakan pada pesawat akibat tabrakan dengan permukaan asteroid, jelas Connolly.
Pria ini juga bekerja untuk proyek asteroid NASA Osiris-REx yang akan mendarat di Bennu. Pesawat itu akan mengumpulkan meterial dari permukaan Benny tahun depan. Selain berbagi staf, kedua misi ini akan saling berkolaborasi dan bertukar informasi.(fidz.red)
Sumber : CNNIndonesia.com