SERANG – Jurusan Pendidikan Teknik Mesin (PTM) Untirta merupakan salah satu Penyelenggara Pendidikan Kejuruan di Provinsi Banten sesuai amanah ijin oprasional 133/M/Kp/III/2015 tertanggal 31 Maret 2015 oleh Djoko Santoso. PTM terkonsentrasi dalam dua sektor dalam menangkan peluang di dunia Pendidikan dan Dunia Industri.
Menyoal pengangguran di Banten, terdata sebanyak 8,52 persen pada Agustus 2018. Maka PTM mengambil kontribusi pada sumber daya manusia (SDM) dan lulusannya untuk mampu mengurai angka pengangguran tersebut. Komitmen tersebut dituangkan dalam peraturan mahasiswa untuk mengikuti sidang tugas akhir/skripsi diwajibkan memiliki pengakuan kompetensi yang linier di bidangnya, baik mesin maupun otomotif yang dapat diperoleh melalui lembaga sertifikasi profesi (LSP) Pihak 1, Pihak 2, dan Pihak 3. Dengan ini lulusan memiliki pengalaman uji dan pengakuan untuk dikembangkan di tempat akan bekerja.
Ketua jurusan PTM, Moh Fawaid menuturkan, berdasarkan data Badan Nasional Sertifikasi Profesi disingkat (BNSP) per Maret 2019, sebanyak 1445 LSP telah berkembang. P1 sebanyak 1105, P2 sebanyak 72, dan P3 sebanyak 268. Jumlah asesor berdasarkan data rekap sertifikat asesor sebanyak 73.116 orang, Rabu (10/7).
SMK N 1 Cilegon memiliki LSP Pihak 1 dan mengajukan program pelaksanaan sertifikasi kompetensi kerja (PSKK) dengan dua paket uji yaitu 13 unit kompetensi pada Engine Tune Up Sistem Injeksi (16/6) dan 12 unit kompetensi pada kompetensi memperbaiki sistem rem (6-7/7).
“Program ini diikuti sebanyak 20 peserta dan diikuti 7 peserta program mandiri. PSKK tersebut diamanahkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Teknisi Otomotif Profesional Indonesia (LSP-TOP) selaku LSP Pihak 3. Asesor yang terlibat dalam penugasan merupakan orang-orang kompeten secara profesional dan berlisensi di bidang otomotif, yaitu dari Industri dan manager mutu LSP TOP, Mujianto, Moh Saeful Hasan, Danu Peristiwanto, dan didampingi oleh Muhammad Nurtanto,” jelasnya.
Skema sertifikasi kompetensi kerja diperuntukkan lulusan atau peserta yang sedang mencari pekerjaan. Pengujian dilakukan dengan beberapa tahap uji yaitu melalui tes pilihan ganda, tes obeservasi atau praktik dan tes wawancara. Pengambilan dan penggalian bukti dimaksudkan untuk melihat kemampuan peserta dalam kluster yang diikuti.
“Pada kluster uji ETU-Injeksi sebanyak 11 orang direkomendasikan ‘Kompeten’ dan 9 orang ‘Belum Kompeten’ oleh Moh Saeful Hasan dari Kemenaker dan Mujianto dari BBLK Bandung yang didampingi oleh Muh Nurtanto dari Untirta. Minimal pengalaman uji untuk mengikuti uji ETU-Injeksi kedepan jauh lebih baik,” tuturnya.
Sedangkan, Fawaid melanjutkan, pada kluster uji Memperbaiki sistem rem program PSKK sebanyak 15 orang direkomendasikan ‘Kompeten’ dan 5 orang ‘Belum Kompeten’. Pada program mandiri dari 7 orang, 6 diantaranya direkomendasikan kompeten oleh Moh Saeful Hasan dari Kemenaker dan Danu Peristiwanto dari Industri Hyundai.
“PTM Untirta telah mengikutsertakan 10 orang, diantaranya 2 Dosen PTM dan 8 Mahasiswa PTM,” katanya.
Sebagai pengakuan dan pembuktian pada mahasiswa, Fawaid didampingi oleh sekretaris jurusan, Muh Nurtanto ikut serta sebagai peserta uji memperbaiki sistem rem. Hal ini dilakukan bahwa sebagai pendidik sebelum menyatakan kompeten pada peserta didiknya harus kompeten dari lembaga berwenang. Keduanya mendapatkan rekomendasi ‘Kompeten’ setelah mengikuti tahapan uji kompetensi. Akan tetapi 8 orang mahasiswanya ada 2 orang dinyatakan ‘belum kompeten’.
“Kompeten atau tidak kompeten menjadi persoalan nomor sekian, utamanya adalah keberanian untuk mengikuti uji kompetensi. Sebab, tidak semua orang siap untuk diuji,” ungkapnya.
Dengan rekomendasi belum kompeten, diharapkan lebih siap untuk pengujian selanjutnya. Fawaud mengucapkan selamat bagi yang telah berkompeten. Selanjutnya, kedepan PTM telah berbenah diri untuk menuju TUK berlisensi.
“Mohon doa dan dukungan semua pihak serta instansi terkait untuk terwujudnya lulusan, tidak hanya memiliki satu sertifikat saja,” katanya.
Sertifikat Kompetensi BNSP tersebut, merupakan salah satu tagihan atau sasaran Rektor Untirta agar lulusannya memiliki keahlian tertentu sesuai bidang keilmuannya.
“Hari ini PTM mengawali dan membuktikan SDM dan mahasiswanya telah mewujudkan sasaran tersebut. Sembari terbitnya sertifikat oleh BNSP yang diserahkan langsung oleh Tim LSP TOP, PTM mengevaluasi dan merencanakan kegiatan yang mengarah pada kompetensi peserta didik,” paparnya.
Saat ini, Fawaid telah merekomendasikan 3 mahasiswa untuk mengikuti program pelatihan di BBLK bandung Angkatan IV yang diakhir pelatihannya dilaksanakan Uji Kompetensi. Ketiga mahasiswanya yaitu Iim Maulana, Supriyanto, dan Vava Ramadana. Selain itu rekomendasi diberikan kepada Muh Nurtanto untuk ikut serta dalam pelatihan di Balai Latihan Kerja di Kota Pekalongan selam 20 hari (160 JP).
“Hal ini dilakukan untuk meningkatkan SDM yang berkualitas dan menjawab sasaran strategis Rektor Untirta,” tegasnya.
Selain itu, guru SMKN 1 Cilegon selaku pengelola TUK saat mengikuti program tersebut, membuktikan bahwa program Teknik Kendaraan Ringan memiliki tenaga SDM yang mumpuni, serta sebagian dari mereka telah tergabung dalam Asesor LSP TOP. Tiga kompetensi BNSP telah dimiliki oleh guru SMKN 1 Cilegon diantaranya ETU Sistem Konvensional, ETU sistem injeksi, dan Memperbaiki sistem rem.
“Selain memperkuat asesor di LSP Pihak 1 yang dikelolanya, selanjutnya menunjukan bahwa lulusannya harus profesional dengan pengakuan dari LSP Pihak 3 secara langsung,” katanya. (red).