TANGERANG – Hoax atau berita bohong masih menjadi masalah krusial yang perlu diperangi oleh kalangan pemuda. Hal itu agar keutuhan bangsa di Indonesia tetap terjaga, sebab, sepanjang massifnya berita bohong di media sosial, banyak kalangan muda yang berselisih seolah tidak peduli dengan kondisi negara.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Tangerang, M. Zainal Abidin mengatakan dewasa kini nasionalisme di kalangan pemuda mengkhawatirkan. Bahkan, para pemuda tersebut tidak peduli bagaimana dampak dari hoax yang tersebar.
Ia mengamati bagaimana pemuda hampir setiap hari ikut serta membagian berita-berita yang belum jelas kebenarannya. Kejadian itu semakin memperkeruh suasana kebangsaan dan ke-Indonesiaan.
Pernyataan itu disampaikan Zainal Abidin saat menjadi narasumber pada kegiatan Dialog Publik yang diselenggarakan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kecamatan Gunung Kaler, Kabupaten Tangerang, Banten di Aula Kecamatan Gunung Kaler, Minggu (21/7/2019).
“Indikator atau indikasi yang menyebabkan nasionalisme di kehidupan mengikis salah satunya adalah hoax,” katanya.
Prilaku hoax, kata Zainal Abidin, sudah ada sejak zaman nabi Adam, tepatnya saat Nabi Adam dan Siti Hawa berada di Surga. Kala itu, iblis menggoda dan mengelabui Adam-Hawa dengan infrmasi bohong. Bahwa ketika Adam-Hawa memakan buah Kuldi yang dilarang oleh Allah swt akan hidup abadi di Surga.
Berkembanagnya tekhnologi terutama jejaring media sosial dijadikan kesempatan oleh sejumlah kelompok untuk menyerang lawah politiknya. Bahkan lembaga independen seperti KPU turut menjadi sasaran kelompok tak bertanggung jawab itu.
“KPU diserang hoax, tahu kan hoax yang menyerang KPU, pertama ada 7 kontainer surat suara tercoblos di foto pasangan tertentu, padahal itu tidak benar. KPU belum mencetak surat suara,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Ansor Kabupaten Tangerang, H Muhidin Abdul Kodir, mengatakan hoax telah mengancam nilai-nilai kebangsaan. Makanya wajar jika kalangan pemuda banyak sekali menggelar diskusi terkait hoax. Kondisi kalangan pemuda terserang hoax terus meningkat dan mengkhawatirkan, apalagi di Banten secara khusus.
Selain itu korban hoax bukan saja kalangan masyarakat biasa yang tidak berpendidikan banyak kalangan sarjana terkena hoax. Padahal, persoalan nasionalisme kata dia sudah final yang telah disusun bersama oleh para pendiri bangsa seperti Soekarno dan KH Hasyim Asy’ari.
“Berhubung ada pihak yang gencar, bahkan ada yang mengharamkan nasionalisme nasionalisme tidak ada dalilnya, itu yng hoax,” ucapnya.
Terkait, nasionalisme nabi Ibrahim telah mencontohkan untuk umatnya, ia berdoa untuk keselamatan Makkah. Nasionalisme intinya adalah prinsip kehidupan berbangsa dan bernegara. (Adi/red)