SERANG – Jaringan Gusdurian Banten bersilaturahmi ke Pondok Pesantren Al-Fathaniah yang merupakan salah satu Pesantren salafi beralamat di Jl. Raya Pandeglang Km. 03 Komp. Tembong Indah (Tangkele) RT. 02/01 Kel. Tembong Kec. Cipocok Jaya, Kota Serang – Banten yang dipimpin oleh KH.Matin Syarqowi. Minggu, (21/7/2019)
Beliau sangat mengapresiasi pemuda-pemuda jaringan gusdurian yang memperjuangkan nilai-nilai Gus dur.
Sembilan utama nilai perjuangan Gusdur yaitu ketauhidan, kemanusiaan, keadilan, kesetaraan, pembebasan, kesederhanaan, persaudaraan, kesatriaan dan kearifan lokal.
Beliau juga menyampaikan bahwa menjaga toleransi dan keindonesiaan itu sangat penting, terlebih menurut beliau ada segelintir orang yang membawa ideogi luar untuk mengganggu kerukunan di Indonesia termasuk di Banten yang budaya toleransinya sangat tinggi.
“Mungkin yang mengganggu kerukunan itu bukan budaya atau ideologi dari kita (Indonesia) buktinya di Banten saja Toleransi berjalan sangat baik. Contohnya saja ada sebuah klenteng yang bersebelahan dengan masjid di Banten lama”, Kata KH.Matin Syarqowi.
Beliau juga berpesan agar pemuda bisa mencontoh Gusdur yang sangat ikhlas untuk bangsa Indonesia.
“Gusdur itu orang yang sangat ikhlas, beliau bergerak tidak pernah mengharapan materi, jabatan atau apapun itu, utuk menjadi dan mencari seperti sosok beliau sangat sulit, bukan berarti tidak ada, tapi sangat sulit kita lakukan dan di temukan, pemuda harus mencontoh beliau,” Papar Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fathaniah
Disanping itu pnggerak Gus Durian Banten, Rifqiyudin mengatakan pihaknya memerlukan apresiasi dan dukungan dari tokoh Agama.
“Yang pasti apresiasi dan dukung dari tokoh agama seperti abah Matin bagi Gus Durian sangat diperlukan, selain Abah Matin, tentu kita juga akan lanjut bersilaturahi dengan tokoh-tokoh lintas agama,” Katanya
Silaturahmi ini diikuti oleh pemuda lintas Iman, misalnya Ferdinan Bernard, penggerak Gus Durian dari GKI.
Ferdinan mengaku baru kali ini dia sebagai jemaat GKI berkunjung ke Kiyai, selama ini Ferdinan mengaku cenderung bersosialisasi dan berinteraksi hanya dengan para jemaat GKI.
“Ini kali pertama saya bersilaturahmi dengan Pak Kiyai, beliau ternyata ramah, akrab dan ternyata humoris,” Ungkap penggerak Gus Durian dari GKI tersebut.
(Adi/red)