SERANG – Terkait adanya penutupan saluran irigasi Pamarayan Barat yang dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) selama 3 bulan kedepan, terhitung mulai dari bulan Juli ini. Kebijakan tersebut diambil dari adanya proyek normalisasi saluran irigasi Pamarayan Barat. Dari hal tersebut, berdampak kekeringan lahan pertanian di sejumlah wilayah di Kabupaten Serang karena memasuki musim kemarau.
Menanggapi hal tersebut, ketua Gerakan Mahasiswa Serang Utara (GAMSUT) Imron Nawawi mengatakan, penutupan saluran irigasi Pamarayan Barat adanya miskomunikasi antara lembaga dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sering terjadi di Provinsi Banten khususnya di Kabupaten Serang.
“Kita menduga ini dikarenakan mereka sering melupakan aspek kepentingan masyarakat umum di banding dengan proyek-proyek pembangunan yang ada, sehingga terjadi hal yang sangat merugikan masyarakat,” ujarnya melalui pesan WhatsApp.
Ia pun menilai proyek normalisasi dan menutup saluran irigasi yang dilakukan BBWSC3 menyakiti hati masyarakat khususnya pada petani. Karena, pada musim ini menurutnya sedang melakukan penanaman padi tahap awal. Terlebih, kebutuhan air sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya petani.
“Selain daripada itu saluran PDAM Kabupaten serang juga terkena dampaknya sehingga menyetop suplay air bersih kepada masyarakat untuk kebutuhan sehari harinya,” katanya.
Dirinya pun menuntut kepada BBWSC3 untuk membuka saluran irigasi kembali untuk lahan pertanian masyarakat yang sedang memasuki musim kemarau ini.
“Jika tidak kami pastikan kami akan menggruduk ke kantor BBWSC3 untuk bersikap bijak dalam mengambil keputusan,” tukasnya.
Hingga berita ini diturunkan wartawan belum mendapatkan tanggapan dari pihak BBWSC3. (Nm/red)