SERANG – Tragedi lingkungan kebocoran minyak dan gas akibat dari kelalaian Pertamina baru-baru ini terjadi di Karawang, Jawa Barat. Kasus ini bukan yang pertama kali terjadi, karena dalam beberapa tahun terakhir kebocoran minyak dan gas pun terjadi di Teluk Balikpapan, Teluk Ambon, Tuban, dan Cirebon.
Pada 12 Juli 2019, kebocoran minyak dan gas pada proyek milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah mencemari laut dan pesisir Karawang hingga kawasan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat.
Karena itu, Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) menyatakan kebocoran minyak dan gas di kawasan laut Karawang telah merugikan masyarakat, juga merusak laut dan pesisir. Kebocoran minyak dan gas di Karawang kini bahkan meluas sampai Karawang dan Bekasi.
Susan Herawati Sekjend Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengatakan, akibat kelalaian Pertamina ini, banyak ikan dan udang di sekitar wilayah tercemar ditemukan mati. Bahan berbahaya dan beracun tumpah ruah ke laut. “Ironisnya, nelayan dan masyarakat pesisir yang seharusnya melaut dan menangkap ikan setiap hari, kini harus menghentikan aktifitasnya karena harus menangkap limbah di lautnya,” ujarnya melalui press releasenya yang di kirim kepada wartawan Updatenews melalui pesan WhatsApp, Rabu (31/7)
Menurut Susan, dari laporan lapangan yang dikerjakan Kiara, saat ini masyarakat pesisir di beberapa desa yang dekat dengan tumpahan minyak, yaitu desa Camara, Kecamatan Cibuaya; Desa Sungai Buntu, Kecamatan Pedes; Desa Petok Mati, Kecamatan Cilebar; Desa Sedari, Kecamatan Pusaka Jaya; Pantai Pakis, Kecamatan Batu Jaya; Desa Cimalaya; Pasir Putih, Kecamatan Cikalong; Ciparage, Kecamatan Tempuran dan Tambak Sumur, Kecamatan Tirtajaya diminta oleh Pertamina untuk turun ke laut dan membersihkan kebocoran limbah di laut Karawang.
Ternyata, kebocoran minyak tersebut sudah memasuki wilayah Laut Lontar, Kabupaten Serang. Hal tersebut dikatakan oleh Div Litbang LBH Rakyat Banten Iman Zanatul Haeri.
“Seluruh Dunia memantau segala kerusakan alam di Indonesia. Video-video sampah di laut Indonesia telah mempermalukan negeri ini,” katanya.
Ia mengatakan, kebocoran minyak tersebut sudah memasuki wilayah Lontar, Kabupaten Serang, dengan hasil laporan warga setempat yang melapor kepada pihaknya.
“Baru-baru ini kebocoran minyak di Karawang, menurut informasi dari warga yang melapor kepada kami, sudah memasuki wilayah Lontar, Kabupaten Serang. Kerusakan alam memang lebih cepat ketimbang upaya untuk memperbaikinya,” katanya.
Pihaknya pun berharap kepada pemerintah ataupun perusahaan yang bertanggung jawab terhadap peristiwa ini untuk segera mengambil langkah cepat agar tidak ada penyesalan.
“Sebab kerusakan laut tidak memilah apakah anda pemerintah atau swasta, atau apakah anda pelaku kerusakan alam atau apakah anda hanya warga negara yang tidak ikut merusak laut, namun mengalami dampaknya,” ujarnya.
Disamping itu, Ketua Gerakan Mahasiswa Serang Utara (GAMSUT) Imron Nawawi mengatakan, dirinya merasa aneh dengan adanya genangan minyak di pesisir Laut Lontar. Sebab, di Lontar menurutnya hanya ada bekas penambangan pasir.
“Di Laut Lontar tidak ada penambangan minyak, yang ada juga bekas penambangan pasir. Saya aneh kenapa bisa ada genangan minyak di pesisir pantai sini,” ucap Imron.
Pihaknya pun menyayangkan tragedi tersebut, karena dapat berdampak pada perusakan lingkungan yang ada di Laut Lontar, Kabupaten Serang. Dirinya juga khawatir, akibat adanya kejadian tersebut hingga sudah memasuki wilayah Laut Lontar akan berdampak pada aktivitas masyarakat setempat.
“Kami mengkhawatirkan ini menjadi sebuah hal yang nanti akan menganggu aktivitas masyarakat setempat,” tandasnya. (Nm/red)