SERANG – Banten Lama yang merupakan tempat ziarah yang ramai dikunjungi, dahulu merupakan tempat yang menjadi pusat penyebaran agama islam di Jawa Barat yang di bawa oleh Sultan Hasanuddin. Sarekat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT) kritik bahwa setelah direnovasi menjadi tempat wisata, malah jadi tempat maksiat.
Aktivis Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT), Atma Jaya, mengatakan, bahwa dulu sebelum di renovasi saat mengunjungi Banten Lama pada jam 23.00 (malam hari) suasana mistik begitu terasa, karena Banten lama di sebut dengan penziarahan atau tempat ziarah, tapi saat ini mistik itu hilang bahkan biasa saja ketika memasuki kawasan Banten Lama.
Melihat hal itu, pihaknya mengaku sangat miris setelah direnovasinya kawasan Banten Lama, masyarakat dalam hal ini adalah remaja menjadikan Banten Lama tempat berpacaran yang berujung maksiat.
“Miris ketika melihat beberapa pengunjung wanita yang memakai celana pendek dan tidak berkerudung pada malam hari, bahkan memperlihatkan kemesraannya di tempat umum, yaitu Banten Lama, seolah-olah dia menganggap ini adalah wisata untuk berpacaran yang berujung kemaksiatan,” ujarnya kepada wartawan kemarin.
Aktivis SWOT yang biasa disapa Ajay ini berharap, setelah kawasan Banten Lama mengalami renovasi menjadi tempat wisata ini, agar Gubernur Banten adakan petugas untuk mengawasi pengunjung agar budaya ramah dan kesopanan di Banten Lama tidak punah.
“Seharusnya Gubernur Banten menyediakan petugas untuk mengawasi pengunjung yang berujung maksiat, agar selalu terjaga budaya ramah dan kesopanan di Banten lama,” pungkasnya.
(Adi/red)