Updatenews.co.id – Selain karena masalah lain, jaringan listrik pun bisa dilumpuhkan oleh hacker. Hal itu sebenarnya tidak mengagetkan karena listrik merupakan fasilitas super penting di semua negara.
Beberapa waktu silam, analis CIA Tom Donahue menyebutkan serangan via internet yang melumpuhkan jaringan listrik di beberapa kota pernah benar-benar terjadi walau ia menegaskan bukan di Amerika Serikat.
Tom tidak menyebutkan kota atau negara mana yang menjadi korban. Ia hanya menyatakan bahwa kejadian itu merupakan upaya penjahat siber untuk melakukan pemerasan.
“Dalam satu kasus, setidaknya, gangguan itu menyebabkan mati listrik di beberapa kota. Kami belum tahu siapa yang melakukannya, tapi yang pasti penyusupan dilakukan melalui internet,” ujar Tom.
Pada akhir tahun 2015, hacker Rusia disebut berhasil menyerang pembangkit listrik di Ukraina yang menyebabkan sebagian kota Kiev — ibukota Ukraina — mengalami blackout karena listrik yang berhenti mengalir.
Peristiwa itu disebut-sebut sebagai pertamakalinya serangan siber berhasil menimbulkan gangguan listrik. Hacker rupanya sukses mengganggu sistem informasi tiga perusahaan energi Ukraina yang berujung tersendatnya aliran listrik ke warga.
“Investigasi terhadap sejumlah insiden menunjukkan keterlibatan baik langsung maupun tak langsung pada lembaga keamanan Rusia yang melancarkan perang siber terhadap negara kami,” ujar Petro Poroshenko, presiden Ukraina dalam pernyataannya.
Kekhawatiran AS
Fasilitas pembangkit listrik dan sejenisnya pun dipantau secara terus menerus oleh pemerintah AS. Pasalnya fasilitas ini sangat bergantung pada komputer, yang jika keamanannya berhasil ditembus akan berdampak amat besar.
Apalagi hacker tak henti-hentinya mengincar pembangkit listrik negara itu. Kasus terbaru adalah pada Juni 2019 silam, di mana sekelompok hacker yang disebut Xenotime kabarnya mengincar pembangkit listrik di Negeri Paman Sam.
Hacker yang biasanya mengincar perusahaan minyak dan gas ini keeprgok mulai mengincar jaringan listrik AS sejak tahun 2018 silam. Lusinan lokasi jaringan listrik kabarnya masuk dalam daftar target mereka.
Untungnya sejauh ini, menurut laporan biro keamanan Dragos, belum ada upaya mereka yang berhasil. Akan tetapi menurut mereka, pemerintah harus waspada menghadapi Xenotime.
Apalagi Xenotime pernah melancarkan malware ampuh bernama Triton yang pernah menyerang perusahaan minyak Arab Saudi, Petro Rabigh. “Aksi pada saat ini mengindikasikan langkah awal untuk penyusupan dan serangan di masa depan,” tandas Joe Slowik, periset keamanan di Dragos.
Bahkan perangkat kelistrikan di Asia Pasifik pun disebut telah diincar pula oleh Xenotime. Dan masalahnya, belum ada yang tahu siapa hacker di balik kelompok tersebut.
“Ancaman itu telah menargetkan perangkat listrik AS serta Asia Pasifik yang berarti kita tidak lagi aman dengan anggapan bahwa ancaman pada listrik kita sudah dipahami,” tambah Joe. (fidz.red)
Sumber : detikINET