PANDEGLANG – Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak menjadi hal terburuk yang terjadi pada setiap pegawai. Hal ini juga dirasakan oleh Wayan Swarna asal Pandeglang yang merupakan seorang karyawan perusahaan PT Dream Sentosa Indonesia dengan brand NIKE di Karawang, Jawa Barat. Dirinya adalah salah satu dari 29 orang yang terkena PHK sepihak di perusahaannya pada 16 bulan lalu.
Alasan dirinya terkena PHK adalah perusahaan tempatnya bekerja ialah mengalami kerugian besar. Padahal kata dia hasil keuntungan tempat dia bekerja ternyata relokasi ditempat lain.
“Contohnya PT KMJ di Jepara, padahal 29 buruh yang di phk sepihak telah memberikan keuntungan yang besar kepada perusahaan NIKE, bahkan ada yang sampai diantara yg 29 itu 15 tahun bekerja di PT tersebut, namun kenyataanya nike meninggalkan buruh tanpa tanggung jawab,” katanya Senin, (12/8/2019).
Meski demikian, Wayan tak lantas diam begitu saja. Ia sudah berjuang bersama organisasi buruh yaitu Serikat Pekerja Dream Sentosa Indonesia (SPDSI). Dan menuntut agar hak-haknya sebagai karyawan bisa diberikan serta mau berunding dengan pihak perusahaan.
“Kami, menuntut agar nike mau berunding dengan SPDSI untuk menyelesaioan permasalahan antara buruh dan Perusahaan” ungkapnya pada updatenews dikediamannya, kecamatan Sindangresmi, Pandeglang
Namun sayang, dirinya belum mendapatkan hak-hak tersebut bahkan pihak perusahaan pun tidak mau untuk diajak berunding.
“Sampai sekarang saya dan teman-teman belum dapat hak dan perusahan tidak mau berunding menyelesaikan kasus ini” kata Bapak yang memiliki istri yang sedang mangandung serta beranak satu ini
Tak mau tinggal diam dan meratapi nasib, Wayan kini terus fokus agar bisa membiayai keluarganya, Ia tak patah semangat untuk mencari pekerjaan menafkahi keluarganya dengan bekerja apa saja. Dan saat ini sedang bekerja kuli bangunan.
“Mau dalam kondisi apapun Saya harus tetap bangkit. Sekarang bekerja kuli bangunan. Yang penting bisa membiayai keluarga,” lanjutnya
Dari kejadian yang dialami Wayan dan para karyawan lainnya di luar sana, ia menekankan agar perusahaan dalam hal ini PT Dream Sentosa Indonesia agar mau berunding dengan pihaknya. Karena pada kasusnya, para atasan dirasa sama sekali menutup-nutupi masalah yang terjadi di perusahaan sehingga tidak bersikap terbuka.
“Kita inginnya kalau perusahaan ada masalah, beri tahu dan jelas transparansinya. Jadi bisa diselesaikan bersama-sama. Kalau seperti ini, karyawan justru menjadi korban,” tutupnya.
(Adi/red)