SERANG – Warga serta santri Padarincang gelar pawai penolakan Geothermal, dengan bertujuan untuk menyiarkan kepada masyarakat luas, dalam hal penolakan megaproyek yang berada di Gunung Prakasak, Desa Batu Kuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang tersebut, Minggu (25/8).
Kardi salah satu warga yang ikut serta dalam pawai tersebut mengatakan, pawai tersebut untuk menyiarkan penolakan Geothermal kepada masyarakat. Sebab, issue yang diperjuangkan dari dahulu tersebut menurutnya agar bisa meluas ke daerah-daerah yang lain.
“Kurang lebih dua ratus warga yang ikut, dengan menggunakan tiga losbak, tiga angkot serta lima puluh motor,” katanya.
Pawai yang digelar warga Padarincang tersebut berjalan dengan mengelilingi Kecamatan Padarincang dan Kecamatan Ciomas.
Selain itu kata Kardi, pawai penolakan Geothermal yang digelar bersama warga dan santri tersebut sekaligus memberitahukan kepada masyarakat bahwa pada hari Senin, (25/8/2019) akan menggelar istighosah di pintu masuk akses jalan menuju proyek Geothermal.
“Selain menyiarkan penolakan Geothermal, pawai ini juga sebagai informasi kepada masyarakat bahwa, nanti hari Senin kita akan melakukan istighosah di akses masuk Geothermal,” ujarnya.
Senada dengan Kardi, Awi salah satu santri yang mengikuti pawai tersebut juga mengatakan, pihaknya bersama santri yang berada di Padarincang akan terus melakukan penolakan terhadap proyek Geothermal.
“Kita dengan penuh semangat akan terus menggelorakan penolakan Geothermal,” katanya.
Awi menegaskan, pihaknya akan terus melakukan perlawanan penolakan terhadap proyek Geothermal, sampai proyek tersebut tidak ada lagi di Padarincang.
“Sampai kapan pun kita akan tetap semangat, sebelum perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) hengkang dari tanah kelahiran kami. Kami tidak akan berhenti untuk terus menyuarakan penolakan Geothermal,” terangnya.
Mengakhiri, Awi menegaskan penolakan Geothermal harga mati dan tidak ada tawar menawar.
“Pokoknya, tolak Geothermal harga mati,” tegasnya. (Nm/red)