SERANG – Penolakan terhadap megaproyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau geothermal terus digalakkan oleh sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Syarekat Perjuangan Rakyat Padarincang (SAPAR).
Hal itu dikatakan Ketua Umum Cabang Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT) Kabupaten Serang, Hendra Wibowo setelah mendengar adanya berita tentang audiensi warga Padarincang dengan pihak geothermal.
“Kami hanya memastikan, tidak ada lobi-lobi dan negosiasi dalam perjuangan yang sudah kita bangun sejak akhir 2017 ini,” kata Hendra saat ditemui di UIN SMH Banten, Jumat (30/8/2019).
Dikatakan Hendra, SAPAR tidak pernah memiliki keputusan apapun selain menolak PLTPB yang berada di Kampung Wangun, Desa Batukuwung, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang.
“Kalau kemudian ada pihak tertentu lakukan negosiasi kita tetap ikut ulama dan masyarakat yang konsisten dan komitmen menolak,” jelasnya.
“Kita berbaik sangka saja, siapapun yang menemui pihak geothermal pasti memiliki harga diri dan kehormatan yang tinggi dalam mempertahankan tanah kelahirannya,” sambung dia.
SWOT Kabupaten Serang, melalui Hendra, berharap tidak ada kelompok atau instansi manapun yang boleh memanfaatkan gelombang massa yang semakin masif ini. Sebab untuk menunjukkan konsistensinya mahasiswa akan melakukan aksi jalan kaki dari Serang ke Jakarta.
“Restu dari ulama, santri dan tokoh masyarakat sudah kita kantongi. Doakan kami jalan kaki 6 September 2019,” cetusnya.
Untuk sekedar diketahui, mahasiswa akan melakukan aksi jalan kaki ke kantor Kementerian ESDM dan Istana Merdeka pada 6 hingga 9 September 2019. Mereka akan menemui Menteri ESDM RI dan Presiden agar menghentikan dan mencabut izin geothermal. (Us/red)