SERANG – Pemerintah Republik Indonesia mengganti program beasiswa Bidikmisi dengan program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Program KIP Kuliah ini masuk dalam satu dari 4 anggaran fokus pemerintah di tahun 2020.
Ketua Forum Alumni Mahasiswa Bidikmisi (Formadiksi) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Fadli mengatakan, bhwa dalam program tersebut harus ada embel-embel bidikmisinya, dengan begitu, kata dia, akan lebih diterima.
“Embel-embel bidikmisinya harus ada, karena sejarah bidikisi dari tahun 2010 sampai 2019. Sekitar 10 tahun ini, rasanya sangat disayangkan (Jika diagnti dengan KIP). Contoh KIP Bidikmisi, itu akan lebih merangkul seluruh alumni bidikmisi dan mahasiswa yang diterima, ketimbang KIP kuliah, nanti lama lama akan merasa diasingkan dan merasa terhapuskan sejarahnya,” katanya pada awak media di acara Orientasi Mahasiswa Bidikmisi UIN Banten, Di Cikande, Kabupaten Serang. Minggu (1/9/2019)
Ia melanjutkan, bahwa pihaknya bisa saja melakukan gerakan koperatif atau non koperatif dengan pemerintah, kami akan mengkaji terlebih dahulu, kata Fadli.
“Kita akan adakan obrolan semacam diskusi atau forum, apakah tetap menuruti tanpa ada intervensi sama sekali, atau kita ikut menyuarakan kesana, melayangkan surat keberatan kesana, kita audiensikan, atau kita turun ke jalan, kita bisa bisa saja,” tuturnya.
“Sejarah bidikmisi sudah di goreskan agar tetap ada. Nama bidikmisi ini sudah melekat dan sangat bermanfaat untuk kita dan semua anak anak bangsa ini,” sambungnya.
Pihaknya juga berharap, agar beasiswa yang kini sudah ada, ditambah kuota hususnya Di UIN SMH Banten, sebab masih banyak siswa yang ingin kuliah namun terkendala ekonomi.
Disisi lain, Ketua Umum Persatuan Mahasiswa dan Alumni Bidikmisi Nasional, Rizal Maula mengatakan Kartu Indonesia Pintar (KIP) masih banyak yang harus diperbaiki dari segi regulasinya dan ini yang harus ditekan.
“Yang saya tekankan adalah regulasinya jadi pemerintah ini sudah membuat regulasi dan kita sendiri yang harus mengawal terkait program KIP mulai dari SD – SLTA yang mana ini masih banyak yang harus di perbaiki,” ungkapnya.
Ia juga mengajak seluruh komponen agar mengawal peogram pemerintah dalam menuntaskan kemiskinan.
“Mari kita suarakan bersama tidak hanya dari mahasiswa dan alumni Bidikmisi saja tetapi seluruh komponen bangsa Indonesia juga harus ikut serta mengawal program pemerintah untuk menuntaskan kemiskinan ini agar terciptanya Indonesia emas di tahun 2045,” pungkasnya.
(Adi/red)