SERANG – Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) berkumpul dikediaman Wakil Presiden terpilih Kiai Ma’ruf Amin (KMA) di Komplek Pondok Pesantren An-Nawawi Tanara (Penata), Selasa (3/9/2019).
Cawapres terpilih, Ma’ruf Amin mengatakan pertemuan ini membahas tentang konflik Papua. “Banyak permasalahan kebangsaan yang kami bahas di dalam, salah satunya terkait pembahasan konflik yang terjadi di Papua saat ini,” kata Ma’ruf.
Ia menambahkan, konflik Papua merupakan konflik budaya. Sehingga penyelesaiannya harus melalui pendekatan budaya. Dan NU mempunyai posisi yang melekat di hati masyarakat Papua. Sebab, ketika dulu terjadi konflik, Gus Dur mampu meredamnya dengan pendekatan budaya, sehingga kemudia nama Irian Jaya diubahnya menjadi Papua.
“Oleh karena itu saya harapkan langkah yang dilakukan Gus Dur dulu, dapat kembali dilakukan oleh PBNU yang sekarang,” ucapnya.
Ma’ruf Amin berharap masyarakat Papua tetap tenang dalam menghadapi konflik ini. Supaya kita sama-sama berada dalam kerangka NKRI. Karena Indonesia itu bukan hanya Jawa, Sunda Sumatera dan Sulawesi. Tapi Indonesia itu ada Papua juga. “Kita itu satu, bersaudara,” tutupnya.
Untuk diketahui, turut hadir dalam pertemuan ini, Rais Amm PBNU, K.H Miftahul Achyar; K.H Mustofa Bisri, Pengasuh Ponpes Raudlatut Thalibin, Rembang; K.H Abuya Muhtadi Dimyati dari Banten; Tgh. Turmudzi dari Nusa Tenggara Barat; Ketua GP Ansor Gus Yaqut Cholil Qoumas, Gus Syauqi Ma’ruf Amin, dan para pimpinan PBNU lainnya.
(Adi/red)