PANDEGLANG – Pencabutan surat penghentian audisi Bulutangkis oleh KPAI, PB Djarum akan melanjutkan audisi Bulutangkis dengan nama yang berbeda serta sepakat menghapus brand image. Hal ini dinilai oleh Ketua Umum Korps Hmi Wati (KOHATI) Pengurus Besar HMI sebagai langkah yang cukup baik untuk meredam pro dan kontra publik, tetapi bukan berarti itu merupakan solusi finalnya.
“PB Djarum harus terbuka mengenai hasil konsolidasi internal mereka, libatkan semua stakeholders, KOHATI PB HMI siap mengawal proses hingga mencapai hasil yang sesuai untuk diterapkan”, Ujar Ketua Umum Kohati PB Periode 2018-2018 Siti Fatimah kepada Updatenews.co.id melalui telepon Jumat, (12/9/19)
Menurutnya, ada tiga hal yang dinilai oleh yang sangat penting untuk diperhatikan melalui kejadian ini, dimana penguatan pada sikap pengawasan KPAI, komitmen Djarum yang akan konsolidasi internal harus sesuai UU, serta kejelasan terkait aliran dana CSR Djarum.
“Jangan lemah dalam menghadapi PB Djarum sebagai korporasi besar harus kuat sebagai lembaga independen dalam menjalankan tugas dan perannya untuk melindungi anak-anak Indonesia,” katanya.
Maka langkah yang dilakukan KPAI saat ini, kata dia, adalah starting point yang cukup besar untuk melindungi anak-anak dari praktik bisnis yang tidak ramah anak. Selain itu PB Djarum harus mengutamakan kepatuhan terhadap UU dan aturan lainnya dalam melakukan konsolidasi internal yang akan dilakukan agar Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis nantinya jika dilanjutkan lebih sesuai dengan kebutuhan negara dalam hal olahraga Bulutangkis serta lebih mengedepankan kemanusiaan sebagaimana komitmen PB Djarum dengan tagline Bakti pada Negeri.
Terakhir, KOHATI PB HMI menilai harus adanya penjelasan oleh PB Djarum mengenai aliran CSR yang dilakukan selama ini. “CSR adalah bentuk tanggungjawab sosial sebuah perusahaan kepada masyarakat, maka, jika yang dilakukan oleh PB Djarum melalui Audisi Bulutangkis adalah bagian dari implementasi CSR, kami minta penjelasan yang lebih rinci. Itu hak masyarakat untuk mengetahuinya”, tandasnya. (Rama/red)