Updatenews.co.id – Jauh sebelum Esemka, Indonesia pernah punya mimpi mobil nasional (mobnas) bernama Maleo, bekerja sama dengan berbagai pabrikan luar negeri. Ini merupakan salah satu proyek yang diusahakan Presiden B.J Habibie namun urung terealisasi.
Wafatnya Habibie pada Selasa (10/9/2019) membuat semua masyarakat Indonesia berduka. Habibie merupakan Presiden ke-3 Indonesia (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999) lulusan universitas di Jerman yang kesohor sebagai ilmuwan pembuat pesawat dan tokoh visioner.
Di bidang otomotif, salah satu rekam jejaknya yang tercatat dalam sejarah, menurut penelusuran Mobil123.com dari berbagai sumber, adalah Proyek Mobnas Maleo. Nama tersebut diambil dari nama burung endemik Sulawesi.
Habibie mengusahakan Maleo sejak ia masih menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) pada 1993. Rencananya, Maleo akan menggunakan sedan Rover Metro yang didatangkan utuh dari Inggris, tapi kemudian komponennya dipreteli dan diganti dengan komponen dalam negeri hasil riset dan pengembangan Pindad, IPTN, INTI, LEN dan Krakatau Steel.
Maleo ingin diperkenalkan pada 1994. Namun, produksi massalnya baru ingin dilakukan pada 1997.
Dari dokumen Proyek Maleo yang kemudian terpublikasikan, diketahui bahwa rancangannya menjadi tanggung jawab PT. Bahana Pakarya Industri Strategi (BPIS). Ini adalah induk dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di zaman Presiden Soeharto.
Berbagai sumber komponen dari luar negeri dipaparkan dengan gamblang. Selain ‘cangkang’ dari Rover, Habibie menjelaskan bahwa Maleo bakal menggunakan mesin dari Ford dan General Motors.
Adapun kapasitasnya adalah 1.200 cc dan harganya ketika itu ingin dipatok di angka Rp 25 juta. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN) Maleo pada masa awal dipercaya mampu mencapai 60 persen.
Habibie pun menegaskan bahwa Maleo tak akan selamanya menjadi mobil bermesin pembakaran dalam. Pada awal 1990-an, saat industri otomotif masih amat mesra dengan mesin konvensional, Habibie sudah menerangkan bahwa pengembangan bakal terus dilakukan hingga ia menjadi mobil hidrogen.
Sayang, Proyek Maleo akhirnya menguap begitu saja. Faktornya pemicu yang disebut-sebut menjadi penyebab cukup banyak, seperti hadirnya mobil nasional lain yakni Timor, krisis moneter, hingga kejatuhan Orde Baru pada 1998
(fr.red)
Sumber : Mobil123.com