TANGERANG SELATAN – Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Banten menggelar Jumpa Bakti Gembira (Jumbara) Palang Merah Remaja (PMR) III di Puspitek, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Selasa-Kamis (17-19/9/2019). Tercatat sebanyak 506 peserta yang merupakan PMR tingkat mula, madya, dan wira berkumpul untuk dibina dan tingkatkan keterampilannya dalam berbagai bidang kepalangmerahan.
Jumbara III tersebut secara resmi dibuka langsung oleh Ketua PMI Provinsi Banten Ratu Tatu Chasanah. “Jumbara merupakan salah satu strategi pembinaan dan pengembangan pengetahuan serta keterampilan generasi muda dalam menghadapi tantangan masa depan,” kata Tatu di sela-sela pembukaan Jumbara III PMI Banten, Selasa (17/9/2019).
Menurut Tatu, PMI Banten terus melakukan pembinaan terhadap sukarelawan muda di sekolah-sekolah, baik melalui pelatihan-pelatihan, hingga dukungan aksi-aksi PMR. “Terbaru, PMI Banten melatih fasilitator PMR se-Banten serta fasilitator di sekolah-sekolah,” ujarnya.
Saat ini, ungkap Tatu, tercatat sebanyak 13.679 relawan se Banten, yang terdiri atas PMR, KSR, dan TSR. “Tentu dari jumlah tersebut, harus terus ditingkatkan dari sisi kualitas dan kuantitas. Relawan adalah aset bagi PMI, pemerintah, dan masyarakat dalam membantu melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan,” ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Tatu juga menyampaikan kabar gembira terkait selesainya sertifikasi lahan dan gedung PMI Banten yang dihibahkan pada zaman gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah. Kemudian sertifikasi selesai pada masa kepemimpinan Gubernur Wahidin Halim dan Wakil Gubernur Andika Hazrumy. “Kami meminta, kepada pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, untuk terus mendukung PMI di seluruh tingkatan agar lebih maksimal melaksanakan tugas kepalangmerahan dan kemanusiaan,” ujarnya.
Sementara Sekretaris Panitia Jumbara III Provinsi Banten, Amrin Nur mengungkapkan, setiap kontingen PMI kabupaten/kota mengirimkan rata-rata sebanyak 62 peserta. Namun hanya Kota Cilegon yang tidak mengirimkan kontingen dengan alasan ketiadaan dana.
“Total sebanyak 506 peserta perwakilan dari tujuh kabupaten/kota. Untuk catatan penting, Kota Cilegon memang tidak mengirimkan pesertanya. Kami meminta, Pemerintah Kota Cilegon untuk terus dan memaksimalkan dukungan terhadap kegiatan PMI Kota Cilegon,” ujarnya.
Sekadar diketahui, selama tiga hari, seluruh peserta akan mendapatkan pembekalan tentang kepalangmerahan, penanggulangan bencana, hingga pengembangan karakter. Selain itu, seluruh peserta akan dievaluasi untuk meningkatkan pengembangan PMI ke depan. “Evaluasi ini penting, agar PMI melalui para relawan, lebih maksimal berkiprah dan melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan,” pungkasnya. (Us/red)