CILEGON, – Adanya Honor Daerah (Honda) bagi para guru madrasah atau MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah) dari Pemkot Cilegon yang dibayarkan setiap 6 bulan sekali melalui Kemenag Cilegon, dinilai lamban dalam merealisasikan pembayaran.
Seperti yang diungkapkan oleh salah satu guru MDTA Al-Khairiyah Jangkar Kulon, Fahmi yang bahkan menyatakan sudah hampir setahun ada puluhan guru madrasah se-Kota Cilegon yang belum dibayarkan Hondanya.
“Kemenag Cilegon telat mengurus realisasi pencairan Honda bagi guru-guru yang off nomor rekening nya. Trouble nomor rekening sebagian guru-guru MDTA, dan setelah mereka mengurusi nomor rekening tersebut dan diserahkan lembaga otoritas terkait dalam hal ini Kemenag Cilegon, sampai detik ini belum juga realisasi,” ungkapnya, Selasa (24/9).
“Di mana per 6 bulan realisasi, ini sampai 9 mau menginjak ke 10 bulan belum juga realisasi,” tambah Fahmi.
Sehingga hal ini, menurut Fahmi dikeluhkan oleh guru madrasah yang belum menerima Honda yang dibutuhkan untuk menunjang perekonomian . Terlebih keberadaan lembaga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) tidak bisa menjembatani keluhan guru madrasah ke pihak Kemenag Cilegon.
“Ada 35 personil guru dari MDTA se-Kota Cilegon yang tersisa yang mengeluhkan persoalan ini kang. Dan ada lembaga keterwakilan Kemenag Cilegon, dalam hal ini FKDT yang mana berfungsi sebagai pusat komunikasi informasi ini menjadi juga persoalan kang. Karena lembaga ini tidak bisa memediasikan terkait persoalan ini,” bebernya.
“Padahal FKDT ini dibentuk atas dasar kesepakatan seluruh personil guru MDTA. Tapi keberadaannya mandul. Dan FKDT kan ada suplay anggaran dari setiap masing-masing guru se-Kota Cilegon 60 ribu per enam bulan tapi kinerjanya mandul,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala Kemenag Kota Cilegon, Mahfudin saat dikonfirmasi melalui pesan whattsappnya terkait adanya puluhan guru yang belum mendapatkan hak Honda nya, mengatakan keterlambatan itu dikarenakan pada saat hendak dibayarkan rekening guru madrasah bermasalah.
“Jadi pas saat kita bayar rekening mereka statusnya closing. Makanya kalau saldo rekening itu jangan sampai dikosongin. Lambatnya karena harus bikin rekening baru lagi,” ujarnya.
“Sudah kita urusin, kan capek kita. Nanti juga dibayar, suruh datang aja gurunya ke kantor,” tambahnya.
Untuk itu, Mahfudin langsung menghubungi bagian terkait untuk lebih memastikan kapan pembayaran Honda kepada guru madrasah bisa direalisasikan.
“Baik nanti saya tanyakan ke bagian teknis. Kata bagian teknis memang di akui agus belum tuntas 100 persen penyalurannya, yang dikarenakan ada nama penerima dari MDTA rekeningnya kurang akurat. Sehingga beberapa kali di posting gagal terus. Insya Allah minggu ini atau cepat nya besok,” tandasnya. (Man/red)