SERANG – Sebagai bentuk keprihatinan atas kondisi Indonesia saat ini, Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi (HMI MPO) Cabang Serang gelar aksi penolakan Revisi UU KPK dan Undang-Undang kontroversial lainnya serta aksi solidaritas terhadap mahasiswa yang gugur dalam aksi.
Sekretaris Umum HMI MPO Cabang Serang, Diebaj Ghuroofie Dzhillilhub mengungkapkan bahwa dalam aksinya, ia menggelar teater atau Parade Satire sepanjang jalan. Mulai dari UIN SMH Banten, hingga Alun-alun Kota Serang. Pihaknya melihat, banyak dari masyarakat yang ternyata tidak paham terkait dengan aksi-aksi yang kadang ada, dan yang sering dilakukan.
“Sehingga kami sengaja memposisikan diri sebagai seorang koruptor, sehingga orang-orang mengetahui nih, yang ditolak adalah kondisi di mana koruptor bisa dengan bebas melakukan korupsi di Indonesia,” ujarnya, Jumat (27/9).
Selain itu, dalam rangkaian aksi Parade Satire juga dilakukan Shalat Ghaib. Hal itu dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan doa terhadap rekan mahasiswa yang gugur dalam aksi.
“Kami juga melakukan salat Ghaib, di mana ini adalah bentuk penghormatan kami, doa kami kepada mereka kawan-kawan kami yang gugur baik di Kendari maupun kemarin di Jakarta. Semoga amal ibadahnya diterima oleh Allah dan mereka diterima sebagai seorang Syuhada,” ujarnya penuh harap.
Jadi intinya, lanjut dia, masyarakat harus mulai berpikir untuk bersama-sama mahasiswa, bergerak menolak Undang-undang yang memang kontroversial. Karena, bisa dilihat ketika massa aksi memparadekan sebagai seorang koruptor saja, masyarakat semua merasa marah.
“Berarti, bayangkan jika nanti mahasiswa berada di barisan koruptor, seharusnya masyarakat merasa takut. Hal itu karena tidak ada lagi barisan terdepan dalam membela hak-hak rakyat,” tandasnya. (Nm/red)