SERANG – Akibat faktor usia, salah satu gedung belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Jauharotussalam roboh tiba-tiba. Insiden yang terjadi sekitar sebulan yang lalu tersebut sempat mengganggu kegiatan belajar mengajar di sana.
Informasi ini pertama kali didapatkan melalui media sosial pribadi milik Walikota Serang, Syafrudin. Dalam kolom komentar, akun bernama @iyan_jambenk26 menuliskan bahwa pihaknya meminta kepada Wali Kota untuk membantu Ponpesnya.
“Mohon maaf pak Syafrudin, tolong bantu Ponpes kami Jauharotussalam yang telah terkena musibah roboh. Kami mohon dengan hormat bapak bisa membantu Ponpes kami,” tulisnya.

Syafrudin pun melalui akunnya menanggapi komentar tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya akan meninjau lokasi Ponpes tersebut.
“Nanti dilihat lokasinya pak,” balas Syafrudin.
Sementara itu, awak media mencoba untuk melihat secara langsung, lokasi Ponpes yang disebutkan, dan berhasil menemui Kepala MTs Jauharotussalam, yang gedungnya sempat roboh.
Kepala MTs Jauharotussalam, Sobih Faisal, mengatakan bahwa insiden robohnya gedung tersebut tidak menimbulkan korban. Hal ini dikarenakan para siswanya, sedang berada di Musholah untuk menunaikan solat Maghrib.
“Alhamdulillah, pada saat rubuh tersebut tidak menimbulkan korban. Karena posisi anak-anak sedang berada di Musholah untuk menunaikan ibadah solat Maghrib,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Minggu (6/10).
Menurutnya, seusai kejadian itu, kegiatan belajar mengajar di MTs Jauharotussalam sempat terganggu. Namun, hal itu dapat diatasi setelah pelajar tingkat MTs itu, dialihkan tempat belajarnya ke ruang kelas tingkat Aliyah.
“Sekarang anak-anak MTs ini belajarnya di ruang kelas anak-anak MA. Jadinya gantian mereka menggunakan ruang kelasnya,” jelasnya.
Sementara itu, ia menceritakan bahwa pada awalnya pihaknya kebingungan bagaimana membangun gedung yang telah roboh tersebut. Hingga akhirnya ada pihak yang bersedia untuk memberikan utang untuk membangun.
“Alhamdulillah ada pihak yang mau memberikan utang kepada kami, untuk kembali membangun gedung tersebut. Utangnya senilai Rp50 jutaan,” katanya.
Namun, ia mengaku bahwa hal tersebut masih belum bisa menutupi kebutuhan rehabilitasi gedung yang roboh tersebut. Karena meja, kursi, dan papan tulis juga menjadi korban rubuhnya.
“Meja, kursi, papan tulis, semua kena rubuh. Jadi kami juga masih harus mencari lagi untuk alat-alat tersebut,” ungkapnya.
Ia pun berterimakasih kepada Wali Kota Serang, yang berkenan menjawab aduan yang disampaikan oleh pihaknya melalui media sosial.
“Besar harapan kami, jika memang ada pihak-pihak yang membantu meringankan kami dalam memperbaiki bangunan ini. Terutama jika pak Wali bersedia, kami bersyukur,” pungkasnya. (Nm/red)