SERANG – Rekrutmen Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) pada satuan kerja Sumber Daya Air Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWSC3) dipermasalahkan Sebab, proses rekrutmen tersebut dinilai tidak transparan, sehingga nenimbulkan kecurigaan dan ada indikasi proses permainan.
Demikian hal tersebut dikatakan, Ketua umum kordinator mahasiswa Lebak (KUMALA) Dede Abdul Kodir Senin (7/10/2019).
“Perekrutan TPM disinyalir tidak transparan, berbau kedekatan,dan titipan, padahal banyak TPM yang bermasalah sebelumnya, namun pihak balai masih saja meloloskan. Ini jelas perekrutan TPM di selenggarakan penuh formalitas dan terindikasi banyak TPM titipan, padahal secara kapasitas tidak memenuhi syarat dan tidak mumpuni dibidangnya,” kata Kodir.
Oleh karena itu, pihaknya mengancam akan turun aksi dan menantang pihak B2W3S untuk membuktikan kejanggalan pada proses rekrutmen yang telah dilaksanakan.
“Karena kami memiliki data yang valid dan dapat di pertanggungjawabkan, bagaimana kami tidak janggal, pada proses pengumuman rekrutmen TPM tahap II dilakukan hanya 3 hari menurut kami ini sangat singkat dan tidak masuk akal dan perlu dipertanyakan akuntabilitas pada proses rekrutmen tersebut,” imbuhnya.
Tidak hanya sampai disitu, sambung Kodir, pihak Balai juga seolah tidak memberi kesempatan pada masyarakat untuk bekerja disana.
“Pihak Balai juga masih mempekerjakan TPM yang dobel Job dan cenderung tidak memberikan kesempatan kepada sarjana-sarjana yang lainnya,” sambungnya.
Pihaknya mendesak, BBWSC3 untuk mengulang kembali rekrutmen Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM).
“Kami meminta kepada pihak balai untuk melakukan rekrutmen ulang atau memecat pegawai dan TPM yang tidak berintegritas,” pungkasnya.
(Adi/red)