PANDEGLANG – Menjelang pesta demokrasi tahun 2020 yang semakin memanas, sederet nama-nama calon bupati dan wakil bupati Pandeglang ramai bermunculan dari berbagai kalangan mulai dari tokoh masyarakat, aktivis, artist papan atas, politisi, dan sejumlah tokoh partai lainnya.
“Pemilihan calon bupati dan wakil bupati Pandeglang ini merupakan pesta seluruh elemen masyarakat bukan soal tentang golongan atau kelompok tertentu, jadi siapapun berhak maju selagi ada niat baik. siap berkomitmen dan berkontribusi untuk masyarakat Pandeglang,” ujar Ketua DPD Gelar Nusantara Kabupaten Pandeglang Ahmad Syaffat dalam keterangan tertulisnya, Senin (7/10/19).
Dirinya menilai ada paradoks di Kota Pandeglang dalam Reformasi birokrasi yang cenderung semu, hal seperti itu harus diputus untuk mencari pemimpin yang revolusioner dan transformatif.
“Millenial menilai Pandeglang Butuh Pemimpin Alternatif yang nyalon jangan itu-itu saja. Perlu tokoh baru yang bisa menjadi alternatif. Oleh karena itu para aktivis, mahasiswa, dan semua pemangku kepentingan perlu turun ke masyarakat memberikan pemahaman,” Kata Ahmad Syafaat
Dirinya menegaskan skema polarisasi yang dilakukan kelompok elite menjelang pilkada ini cenderung terkooptasi oleh kepentingan kelompok atau golongan, tidak mencerminkan representatif yang dibutuhkan masyarakat atau rakyat. sehingga ada kekhawatiran besar bahwa menguatnya polarisasi politik akan merusak kepercayaan (trust) di masyarakat.
“Sikap saling percaya merupakan elemen dasar dari modal sosial bagi demokrasi. kooptasi jelas mengundang bahaya karena pihak yang terkooptasi akan cenderung mengutamakan kepentingan kelompok kecil daripada orang banyak yang seharusnya diwakilinya,” tutupnya. (Rama/red)