SERANG – Masih dibayar seikhlasnya, guru ngaji grabadan masih menunggu program insentif bagi guru ngaji grabadan, yang kini masih belum terealisasi.
Seperti yang disampaikan oleh Kasi Pemerintahan Umum pada Kelurahan Kasunyatan, Tuti Sumiyati. Menurutnya, guru grabadan saat ini masih dibayar dengan seikhlasnya.
“Masing-masing guru tidak mendapatkan iuran atau honor dari para muridnya. Kalaupun ada yang ngasih, misal Rp5.000 atau Rp10.000 perbulan, ya diterima. Cuma kalau minta gak pernah, malu katanya,” ujarnya, Jumat (11/10).
Tuti mengatakan, saat ini guru grabadan yang ada di Kelurahan Kasunyatan, masing-masingnya memiliki kurang lebih 50 anak didik.
“Tiap guru grabadan memiliki anak didiknya sekitar kurang lebih ada 50 orang,” jelas Tuti.
Ia menuturkan, para guru grabadan yang disambanginya pada saat itu, mengaku bahwa mereka sudah cukup dengan hasil anak didik mereka yang bisa membaca huruf hijaiyah.
“Yang penting prinsip para guru ngaji grabadan itu, para anak-anak bisa mengenal huruf hijaiyah dan mampu mengaji,” ucapnya.
Untuk aktifitasnya sendiri, Tuti mengatakan bahwa kegiatan belajar mengaji dilakukan seusai solat maghrib setiap harinya. Namun untuk malam Jumat, kegiatan belajar mengaji diliburkan.
“Mereka memulai aktifitasnya selepas magrib dan selesai pas adzan isya. Setiap hari mereka melakukan kegiatan ini. Kecuali malam jumat yang memang libur,” jelasnya.
Tuti mengatakan, dirinya merasa miris dengan kondisi tersebut. Padahal, mereka berjuang untuk membangun generasi yang memahami al-Quran dengan baik.
“Miris dan sedih saya melihat beliau-beliau ini. Padahal mereka berjuan untuk mendidik dan mencetak generasi muda yang Qurani,” ujarnya.
Ia pun mengaku, para guru ngaji grabadan ini menaruh harapan pada janji yang dilontarkan oleh duet ‘Aje Kendor’, untuk bisa mensejahterakan mereka.
“Bapak Walikota dan Wakil Walikota Serang sudah memikirkan para guru ngaji, yang insyaAllah tahun depan mereka akan mendapatkan honor,” ungkapnya.
Maka dari itu, ia sengaja mengunjungi para guru ngaji grabadan, untuk dapat mengidentifikasi kondisi mereka saat ini.
Sementara itu, salah satu guru ngaji grabadan, Jamsari, mengaku senang pada saat dikunjungi oleh pihak kelurahan. Menurutnya, hal ini membuktikan bahwa mereka saat ini masih diperhatikan.
“Alhamdulillah, kami sudah dikunjungi oleh pihak kelurahan. Ini pertama kali kami dikunjungi oleh perwakilan pemerintah. Kami saat ini jadi merasa diperhatikan,” tuturnya.
Ia pun berharap, Pemkot Serang dapat benar-benar merealisasikan janji, untuk memberikan kesejahteraan bagi para guru ngaji grabadan.
“Semoga janji dapat segera direalisasikan. Karena itu merupakan bentuk perhatian dari pemerintah, atas keberadaan dan kesejahteraan kami,” tandasnya. (Nm/red)