SERANG – Sebanyak 94 kasus kebakaran yang terjadi di Kota Serang pada tahun 2019 dikatakan meningkat, dibandingkan dengan kasus kebakaran pada tahun 2018 hanya 60 kasus. Hal itu disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
Meningkatnya kasus kebakaran di Kota Serang, ditahun 2020 personil pemadam kebakaran akan ada penambahan untuk kebutuhan.
“Fasilitas di perubahan ada lah satu dua belum bisa maksimal sekalipun belum bisa maksimal. Personil pun insyaallah mohon doanya akan ada penambahan dalam rangka untuk memperlancar ataupun mengakomodir untuk kebutuhan itu,” ujar Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin kepada awak media disalah satu Hotel Kota Serang, Jumat (18/10).
Kebakaran di Kota Serang, menurutnya kebanyakan pada kasus kebakaran alang-alang. Ditambahnya lagi musim kemarau yang membuat alang-alang mudah terbakar.
“Meningkatnya kejadian kebakaran yang terjadi di Kota Serang, ada mah ada bangunan yang kebakaran tapi tidak signifikan. Karena Kota Serang dihiasi dengan alang-alang, dan alang-alang nya kekeringan, ada angin, ada puntung rokok, terjadilah kebakaran. Kalo tidak diatasi akan merambah ke pemukiman dan lain-lain,” katanya.
Himbauan, lanjut Subadri, sudah dilakukan dimasing-masing kelurahan, OPD dan lainnya setiap pertemuan untuk berhati-hati ketika memasuki musim kemarau.
“Himbauan sudah dilakukan dimasing-masing kelurahan, disetiap pertemuan apel di OPD ataupun di dinas-dinas yang lain untuk tetap berhati-hati ketika memasuki musim kemarau,” katanya.
Kasatpol PP Kota Serang, Dany mengatakan, meningkatnya kejadian kebakaran, hingga kebakaran di Kota Serang dalam satu hari laporan dari masyarakat bisa mencapai 5 kali laporan.
“Rapat evaluasi ini kan sudah menjadi program damkar yang dibawah naungan Satpol PP. Kita fokuskan pencegahan bencana kebakaran. Karena dimusim kemarau ini dari bulan Januari hingga Oktober 2019 sudah 94 kejadian kebakaran, kebanyakannya kebakaran alang-alang. Dan kadang sehari kami bisa nerima laporan 5 kali kejadian kebakaran dari masyarakat,” katanya kepada awak media usai penutupan sosialisasi norma, standar, prosedur, dan manual pencegahan bahaya kebakaran.
Sosialisasi tersebut, kata Dany, memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk hidup dengan aman, damai, tertib tidak menyebabkan terjadinya kebakaran, terutama pada musim kemarau.
“Tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak membakar sampah sembarangan. Karena yang kemarin juga kebanyakannya dari hasil bakar sampah, Human Eror, terjadilah kebakaran. Apalagi buang rokok kena angin terjadi lagi,” katanya.
Personil di Damkar Kota Serang, menurut Dany, ada 3 peleton dan sebanyak 66 personil untuk siap bertugas sesuai dengan piketnya masing-masing.
“Ada 3 peleton, jadi 1 peleton itu stand by. Jadi kalo malem sampai pagi ada piket, dan sebaliknya, itu gantian ada shift-shift nya. Kalo pun ada kejadian kebakaran yang besar, kita kan sudah terconecting dengan Kabupaten dan Provinsi,” katanya.
Ia mengatakan, terkait penambahan personil dan sarana prasarana sangat diperlukan untuk membantu jika terjadinya kebakaran.
“Penambahan personil dan sarana prasaran masih perlu lah, karena kebakaran itu kan kita gatau, bagaimana jika terjadi kebakaran yang besar tidak tertangani hanya gara-gara perlengkapan, sarana dan prasarana. Kita juga dengan keterbatasan anggaran yang ada, tetep maksimalkan yang ada, itu bukan jadi alasan,” tandasnya. (Nahrul/red)