SERANG,- Di hari Aksara International, ada sekitar 150 orang di Kota Serang yang masih menyandang buta aksara, namun hal itu menjadikan Kota Serang mendapatkan predikat bebas buta aksara. Karena, dari sekitar 600 ribu penduduknya, tersisa 150 orang yang masih menyandang buta aksara. Untuk itu, Pemkot Serang melalui Dindikbud dalam menangani hal tersebut, akan mencanangkan program berbasis teknologi.
“Sebenarnya sejak tahun lalu, Kota Serang telah berada di bawah rata-rata nasional. Karena menurut Keppres No 5 tahun 2013 bahwa angka toleransi untuk dapat disebut bebas buta aksara itu 5 persen. Sedangkan Kota Serang tahun ini 0.5 persen atau 150 orang,” ujar Sekretaris Dindikbud Kota Serang, Nursalim, seusai pembukaan peringatan Hari Aksara Internasional, Jumat (1/11).
Menurutnya, Dindikbud Kota Serang saat ini sedang mengembangkan metode inovatif, untuk menangani buta aksara yang tersisa. Metode ini ditarget akan dimulai pada 2020 mendatang.
“Nah ini kami sedang mengembangkan metode pembelajaran inovatif di dalam pendidikan non formal. Mungkin tahun depan akan kami mulai terapkan di sini,” tuturnya.
Ia mengatakan, dalam metode yang bernama Aksara Agar Berdaya (AKRAB), pembelajaran yang dilakukan untuk mengenalkan aksara kepada masyarakat, berbasis pada teknologi. Misalnya, lanjut Nursalim, ada pembelajaran dengan permainan gim maupun kebudayaan.
“Ada prinsip pendidikan orang dewasa. Orang dewasa akan belajar jika memang mereka tertarik dengan hal itu. Kalau metodenya kuno seperti itu saja, mereka jadi tidak menarik,” ucapnya.
Saat ditanya kalangan masyarakat mana yang paling banyak menyandang buta aksara, Nursalim mengaku hampir merata. Bahkan ia mengatakan, ada dari pengusaha yang juga buta aksara.
“Jangan salah, yang namanya buta aksara itu bukan hanya mereka yang tidak sekolah atau yang kurang berdaya. Ada loh pengusaha yang juga buta aksara. Karena memang mereka yang penting mendapatkan keuntungan,” katanya.
Di tempat yang sama, Wakil Walikota Serang, Subadri, menuturkan bahwa kegiatan yang dilaksanakan itu merupakan rangkaian peringatan Hari Aksara Internasional.
“Kegiatan ini dalam rangka memperingati hari aksara internasional. Dan saya lihat ini berjalan sangat baik. Karena telah melibatkan seluruh pihak dalam pendidikan non formal,” ujarnya.
Ia mengatakan, tingkat melek huruf Kota Serang jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lain di Provinsi Banten, sudah sangat baik.
“Kota Serang ini tingkat melek hurufnya di Provinsi Banten, sudah sangat bagus jika dibandingkan dengan kota dan kabupaten lainnta. Dan ini yang harus kita semua pertahankan,” tuturnya.
Ia pun berharap, Kota Serang tahun depan, dapat mengurangi jumlah buta aksara hingga di angka nol atau bebas keseluruhan.
“Buta aksara itukan bukan hanya buta aksara laten. Ada buta aksara Quran, buta aksara latin, buta aksara teknologi. Setidaknya kalau teknologi belum, bisa melek latin dan literasi,” tandasnya. (Nm/red)