SERANG, – Soal adanya defisit pangan di Kota Serang hingga mencapai 20 ribuan ton dinilai sangat memalukan Pemerintah Kota Serang, sebab di Kota Serang belum adanya industri, sehingga lahan pangan sangat potensial.
Demikian hal tersebut dikatakan Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Serang, Pujiyanto, ia juga mengomentari terkait salah satu solusi dari Pemkot Serang yaitu dengan adanya program satu hari dalam satu minggu untuk mengkonsumsi umbi-umbian, bahkan program tersebut akan dijadikan Peraturan Walikota (Perwal). Namun, menurutnya itu bukan solusi tepat untuk mengatasi defisit pangan.
“Itu bukan solusi, tanpa ada Perwal pun kita pasti makan. Makanya harus cari solusi yang tepat. Ini sangat memalukan (Pemkot) apalagi sampai kekurangan pangan itu, padahal di Kota Serang tidak ada industri, kecuali di Kabupaten Serang baru itu wajar,” ujarnya kepada awak media, Senin, (11/11/19)..
Ia meminta kepada Pemerintah Kota Serang segera mencari solusi untuk kebutuhan pokok masyarakat seperti pangan dapat terpenuhi.
“Saya sebagai anggota DPRD harus mengingatkan Pemkot Serang untuk mencarikan solusi, jadi nanti apa yang bisa ditawarkan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Defisit pangan, lanjut Pujiyanto, tersebut bukan disebabkan oleh menyusutnya lahan pertanian, namun karena kurang produktifnya lahan pertanian yang ada di Kota Serang. Padahal lahan pertanian yang ada cukup bagus.
“Ketika saya ke Cianjur, lahan kecil juga bisa produktif, sementara di Kota Serang perlu inovasi bagaimana bisa memanfaatkan lahannya,” terangnya.
Bahkan, bila memang tidak produktif ia mendukung peralihan lahan pertanian dijadikan bangunan perubahan dan lain sebagainya. Maka dari itu perlu adanya kajian untuk memastikan lahan tersebut produktif atau tidak.
“Kalau sudah ada kajiannya, apakah lahan tersebut produktif maka silahkan dilanjutkan jadi lahan pertanian, tapi kalau tidak produktif tidak apa-apa jadi perumahan,” tukasnya. (Nm/red)