SERANG – Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, dalam angka pengangguran terbuka Nasional dari 7,05 juta penganggur, sebanyak 10,42 persen diantaranya merupakan lulusan SMK.
Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan bahwa walaupun terjadi tren penurunan angka pengangguran di Banten dari tahun ke tahun selama kurun waktu 3 tahun terakhir, dimana dalam data BPS bahwa pengangguran di Banten Agustus 2017 sebesar 9,28%, Agustus 2018 sebesar 8,52%, dan Agustus 2019 sebesar 8, 11%. Hanya menjadi persoalan ketika prosentase secara Nasional, Banten di kategorikan paling tinggi.
“Jadi memang, persoalan tersebut menjadi permasalahan nasional dan membutuhkan kerjasama semua pihak,” katanya saat menggelar rapat terbatas dengan OPD, Selasa (11/12/2019)
Untuk di Pulau Jawa, Jawa Barat dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 1,9 juta jiwa, Imbuh Wahidin, lulusan SMK mencapai 14,53 persen. Provinsi Jawa Timur dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 840 ribu jiwa, sebanyak 8,65 persen diantaranya adalah lulusan SMK.
“Jawa Tengah yang memiliki angka pengangguran terbuka sebanyak 820 juta jiwa, sebanyak 10,16 persen diantaranya merupakan lulusan SMK. Provinsi Banten dengan jumlah pengangguran terbuka sebanyak 490,81 ribu orang, 13,03% merupakan lulusan SMK,” imbuhnya
Wahidin melanjutkan, untuk lulusan SMK dalam angka pengangguran terbuka yang juga telah menjadi persoalan nasional. Dimana Banten juga mengalami persoalan serupa layaknya daerah-daerah lainnya di Indonesia.
“Bagi pendatang yang bermaksud mencari kerja di Provinsi Banten untuk benar-benar mempersiapkan kompetensinya mengingat tingkat persaingannya sangat tinggi,” lanjutnya
Wahidin menjelaskan, itu merujuk pada Data Profil Perkembangan Kependudukan di Provinsi Banten. Data ini juga telah sesuai dengan data pencari Surat Keterangan Pencari Kerja (Kartu Kuning) pada 8 Dinas Tenaga Kerja Kabupaten/Kota di Provinsi Banten.
“Jumlah penduduk yang bermigrasi dari provinsi lain ke Provinsi Banten mencapai 98.111 jiwa. Latar pendidikan terbanyak berasal dari lulusan SLTA sederajat hingga 35.432 jiwa atau 36,11 persen. Sebanyak 21.247 atau 21,66 persen di antaranya berstatus belum/tidak bekerja, sehingga hal ini menjadi salah satu indikator penyumbang cukup signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Banten,” paparnya
Lebih jauh Gubernur Banten memaparkan Data Ketenagakerjaan Provinsi Banten hingga Agustus 2019 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistisk (BPS) Provinsi Banten, dimana Lapangan kerja di Provinsi Banten terbatas, dengan angka pengangguran terbuka juga tinggi.
“Dari data BPS berdasarkan pendidikan, terlihat jika tingkat pendidikan SLTA/sederajat menduduki posisi tertinggi yakni sebanyak 35.432 jiwa atau 36,11 persen, kemudian disusul SLTP/sederajat sebanyak 16.861 jiwa atau 17,18 persen dan tidak/belum sekolah sebanyak 13.767 jiwa atau 14,03 persen,” pungkasnya.
(Adi/red)