SERANG, – Untuk mewujudkan penguatan kebudayaan Kota Serang dalam kurikulum pendidikan, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKIP Untirta sambangi Wakil Walikota Serang Subadri Ushuludin.
Ketua BEM FKIP Untirta, Ahmad Fauzan, mengatakan bahwa saat ini kebudyaan di Kota Serang masih kurang. Padahal, Pemkot Serang dalam kepemimpinan duet Aje Kendor mengusung visi Kota Serang yang Berdaya dan Berbudaya.
“Jujur, kalau ada kawan mahasiswa lain yang datang kesini, yang ditanyakan adalah identitas kebudayaan dalam pendidikan Kota Serang itu apa? Dan saya sendiri pun agak sulit menjawabnya,” ujarnya kepada Subadri dalam audiensi di ruang kerjanya, Kamis (28/11).
Padahal menurut Fauzan, Kota Serang memiliki banyak sekali kebudayaan yang bisa dijadikan muatan lokal di setiap sekolah. Seperti budaya ubrug yang menurutnya sangat menarik.
“Jadi ubrug ini seperti drama lawak, namun menggunakan bahasa bebasan. Kalau di Jawa itu seperti ketoprak. Nah kalau dijadikan mutan lokal, bisa menjadi suatu hal yang menarik bukan hanya wisatawan lokal, juga mancanegara,” ucapnya.
Ia mengaku, penguatan kebudayaan sudah lama menjadi program yang direncanakan oleh pihaknya. Namun menurutnya, pemerintah lah yang memiliki legitimasi untuk menerapkannya secara kongkret.
“Oleh karena itu, kami mengajak Pemkot Serang agar bagaimana bisa menerapkan program tersebut. Ini supaya identitas kebudayaan dalam dunia pendidikan di Kota Serang itu dapat diterapkan dengan maksimal,” katanya.
Sementara itu, Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, sepakat dengan konsep yang ditawarkan oleh BEM FKIP Untirta. Menurutnya, hal tersebut juga menjadi salah satu program prioritas yang dimiliki oleh Pemkot Serang.
“Pertama saya ucapkan terimakasih, kedua saya sangat sepakat dengan teman-teman mahasiswa. Karena memang penguatan kebudayaan itu menjadi salah satu prioritas Pemkot Serang, bahkan menjadi visi dari Kota Serang,” ujarnya seusai audiensi.
Menurutnya, dalam segi bahasa, Pemkot Serang saat ini sedang merancang adanya Perwal bahasa bebasan. Hal ini sebagai bentuk komitmen Kota Serang dalam melakukan penguatan budaya.
“Jadi kalau di beberapa daerah lain misalkan ada yang Rabu Nyunda, mungkin nanti di Kota Serang akan ada Selasa Bebasan, atau hari apapun itu. Nanti akan diatur dalam Perwal tersebut,” ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengaku bahwa Pemkot Serang dalam penguatan budaya juga dibantu oleh komunitas masyarakat, yaitu Komunitas Bahasa Jawa Serang (BJS).
“Seperti kemarin, BJS melakukan milad yang ke 9. Disana mereka menampilkan dan mempertunjukkan baik budaya bahasa, hingga kepada makanan-makanan tradisional khas Kota Serang. Ini cukup membantu,” tandasnya. (Nm/red)