SERANG – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten Adhi Wiriana, memprediksi ekonomi Banten di tahun 2020 terlihat kurang membaik. Hal itu diakibatkan imbas dari persoalan ekonomi global dan nasional. Sehingga mempengaruhi ekonomi regional, termasuk Banten.
“Tahun 2020 kami melihat aga suram, karena di 2020 kan perang dagang Cina dan Amerika masih terjadi, termasuk kasus Saudi Arabia yang di bom dari drown sehingga minyaknya turun. Sehingga mengakibatkan ekspor impor kita masih tertekan,” terang Adhi kepada wartawan usai mengisi acara Focus Grup Discussion Perekonomian Banten 2020 di Gedung Serbaguna DPRD Banten. Selasa (7/12/2019).
Menurutnya, import dan ekspor saat ini mengalami depisit, karena porsi impor lebih besar ketimbang ekspor. Itulah yang mengakibatkan secara nasional dan regional depisit.
“Kita tertekan, misal besi baja saat ini lebih banyak impor ketimbang ekspor, itu yang jadi permalasahan ke depan. jadi perkiraan secara makro harapan kita pertumbuhan masih 5% nan, aga perlambatan dibandingkan tahun 2018,” jelas Adhi
Diperparah dengan beberapa industri di Banten yang pindah ke Daerah lain. Padahal sebagian besar tenaga kerja di Banten bekerja di industri. Saat perusahaannya pindah pasti akan berdampak buruk terhadap jumlah tenaga kerja, yakni seperti pengangguran.
“Untuk mengantisipasi, Kita harus berinovasi, seperti di Bandung banyak produk dan wisata kuliner yang halal, Padahal potensi Banten besar. Serta harus meningkatkan pengusaha muda, jadi jangan mengarahkan lulusan SMA/SMK atau perguruan tinggi jadi buruh, tapi diarahkan ke pengusaha baru,” tukasnya. (FH/red)