SERANG – Ribuan pendekar yang berasal dari Perguruan Pencak Silat Bandrong Banten Indonesia (PPSBBI) dari anak-anak hingga dewasa tetap bersemangat ditengah guyuran hujan terus menari dan memperlihatkan jurus-jurus silatnya saat acara Festival Bandrong 2019.
Acara yang diselenggarakan di Alun-alun Barat Kota Serang itu dihadiri dari berbagai provinsi. Festival tersebut diisi dengan kirab budaya, kolosal 1.000 pendekar Bandrong
dan sekaligus pelantikan pengurus DPP, DPW hingga DPD Perguruan Pencak Silat Bandrong Banten Indonesia.
Festival tersebut juga sekaligus melantik Syafrudin sebagai Ketua DPP PPSBBI. Menurut Syafrudin Bandrong merupakan salah satu warisan budaya yang ada di Banten, yang harus dilestarikan.
“Bandrong ini merupakan warisan leluhur kita, yang harus juga kita lestarikan,” ujarnya di depan ribuan pendekar Bandrong, Minggu (22/12).
Syafrudin juga mengatakan, untuk saat ini perguruan pencak silat Bandrong telah tersebar di berbagai provinsi, kota dan kabupaten di Indonesia.
“Sudah ada 16 provinsi yang memiliki pengurus wilayah. Selain itu juga di luar negeri sudah ada pengurusnya,” katanya.
Ia mengatakan, beberapa waktu yang lalu dirinya dikunjungi oleh aktivis pecinta pencak silat mancanegara. Para aktivis pecinta pencak silat tersebut juga, kata Syafrudin tertarik untuk mempelajari aliran Bandrong.
“Ada dari Belanda, Singapura, dan beberapa negara lainnya. Mereka mengaku sangat tertarik untuk mempelajari pencak silat aliran Bandrong ini. Dan siap untuk ikut mempelajari,” jelasnya.
Untuk para pengurus yang baru dilantik, Syafrudin mengingatkan bahwa mereka harus serius dalam memegang amanah yang diberikan, untuk memajukan pencak silat Bandrong.
“Harus serius. Ini amanah yang diberikan. Para pengurus harus memajukan pencak silat Bandrong dan berkontribusi terhadap masyarakat,” tegasnya.
Senada disampaikan oleh Ketua Majelis Tinggi PPSBBI, KH Mansyur Muhidin. Ia mengatakan bahwa keberadaan Bandrong harus menunjukkan dampak yang baik kepada masyarakat.
“Bandrong selain memperkuat silaturahmi, juga harus memberdayakan masyarakat. Itu yang menjadi poin penting seorang jawara,” tukasnya. (Nm/red)