TANGERANG – Tangerang, sebuah kota industri, di mana industri musik jarang berkembang disini. Namun, skena indie pun terkadang menjadi solusi atas pergolakan musik.
Jimi Multazham, salah satu pelaku musik senior sekaligus vokalis dari MORFEM dan The Upstairs. Ia menuturkan terkait anomali-anomali musik di Tangerang.
Pria asal Pamulang, Tangerang Selatan ini cukup merasa apresiatif dengan salah satu unit Hardcore Punk asal Kota Tangerang, HONG! Menurutnya, band ini cukup besar di skenanya.
“Kalau gue dengar dari anak-anak HONG!, mereka cukup besar disini, itu buat musik indie-nya, kalo pop gue kurang ngikutin,” tutur Jimi pada reporter UpdateNews.co.id, Senin (30/12/2019)
Skena musik independen di Tangerang dinilai memiliki masalah yang terkesan klasik, yakni kekurangan venue. Sewajarnya skena musik yang bergerak dengan cara gerilya.
“Kalau indie-nya gue liat sekarang sedang bergeliat, hanya saja mereka kekurangan venue, klasik lah ya,” ulas Jimi.
Bagi Jimi, Tangerang cukup asyik untuk mengadakan gigs, terlebih untuk bermain di dalamnya. “Skena Tangerang cukup ok lah ya, Tangerang cukup enak buat main lah ya, gue apresiasi musik mereka,” tambah Jimi.
Di Tangerang, konsep gigs kolektif dijadikan salah satu alternatif pendobrak skena musik mainstream. Hampir setiap minggunya diadakan oleh beberapa kumpulan. Akan tetapi Jimi menyarankan para pegiatnya agar lebih berkembang.
Semua band dan pegiat gigs kolektif diharapkan agar selalu naik level. Namun, Jimi menyarankan untuk ingin yang berkembang agar tidak stagnan dalam satu skena.
“Untuk langkah awal konsep kolektif gigs cukup oke. Cuma kalau berdedikasi untuk itu, gue sih nggak. Cuma kalau siap buat babak belur disana ya nggak apa-apa, level lo mesti up terus,” saran Jimi.
Selain itu, Jimi menyampaikan pergelutannya di industri musik. Ia membagikan resepnya untuk para pegiat skena independen. Dalam sarannya, para pelaku harus menjadi pasar.
“Ketika bikin musik, gue nggak mikirin pasar. Gue pasar pertamanya! Makanya saat gue memproduksi musik, saat produksi kelar tinggal gue mememutuskan kalau gue suka sama hasilnya atau nggak,” papar Jimi.
Saat itu juga, Jimi menekankan agar karya harus segera didistribusikan. “Mulai dari yang kecil-kecil, pasar itu diciptakan. Ketika lo membuat sensasi dan sensasi. Saat lo berkarya, lo harus distribusi ke orang lain, lo akan berkembang,” tutup Jimi. (Gilang/red)