TANGERANG – Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan 65/66 dan Penyintas 1965 telah memaparkan hasil riset terkait keberadaan kamp konsenterasi di Kota Tangerang pada tahun 1965-1979.
Aktivis International People’s Tribunal (IPT) 1965 Reza Muharam mengatakan jejak-jejak pembunuhan tahun 1965 masih banyak, termasuk di Kota Tangerang. Terlebih keberadaan mantan tahanan politik (tapol) di Tangerang pun masih banyak.
“Di Tangerang, banyak sekali kawan-kawan Penyintas 1965 yang pernah ditahan dan disiksa, dan juga dipekerjapaksakan. Banyak warga Kota Tangerang yang tidak mengetahui bahwa banyak jalan dan bangunan diadakan dengan cara kerja paksa tapol,” ungkap Reza pada reporter UpdateNews.co.id, Kamis (16/01/2020)
Selaras dengan yang dikatakan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara pada reporter UpdateNews.co.id, Rabu (15/01/2020). Reza mengatakan, Kota Tangerang belum melakukan kerjasama dengan Komnas HAM.
“Setau saya Tangerang belum melaksanakan kerjasama dengan Komnas HAM. Komnas HAM sangat mendorong kerjasama dengan pemerintah-pemerintah lokal dalam pencanangan konsep kota ramah HAM,” ujar Reza.
Reza menyarankan agar Kota Tangerang bisa membangun memorial park untuk situs kamp konsenterasi temuan para korban atau saksi kejadian 1965.
“Lebih baik lagi, tentunya jika Pemkot Tangerang memfasilitasi itu menjadi situs memorial park,” saran Reza.
“Ini agar warga lokal mengetahui apa yang pernah terjadi di kotanya,” tambah Reza.
Reza berharap agar Pemkot Tangerang mau bekerjasama dengan Komnas HAM untuk mengungkap situs kamp konsenterasi di Kota Tangerang. Bagi Reza, hal tersebut merupakan sebuah itikad baik bagi Pemkot Tangerang jika mau melakukan hal tersebut.
“Warga Kota Tangerang yang pernah menjadi korban penyekapan, penyiksaan, dan keluarga-keluarga mereka yang dibunuh di Tangerang; mereka bayar pajak. Sebuah itikad baik saat pemerintah kota mengembalikan ingatan pada warganya,” jelas Reza.
Bagi Reza, pengungkapan temuan situs kamp konsenterasi di Kota Tangerang, semata-mata untuk pembelajaran bagi warga lokal dan generasi muda saat ini.
“Ini utamanya untuk kepentingan pembelajaran kepada warga Kota Tangerang dan generasi muda saat ini,” pungkas Reza. (Gilang/Red)