UpdateNews.co.id – Perseturuan antara Iran dan Amerika Serikat (AS) dimulai pada Jumat (03/01/2020) yang menewaskan Jendral Qassem Soleimani dalam serangan drone di Baghdad, Irak.
Terlebih, Iran juga sempat melakukan serangan balik terhadap AS berupa penembakan rudal ke pangkalan militer AS di Ain Al-Asad, Irak pada Rabu (08/01/2020).
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Javad Zarif memperingatkan AS untuk sangat berhati-hati. Selain itu, ia juga memperingatkan Washington agar tidak melakukan kesalahan lagi.
Zarif menguraikan perkembangan terkini di Iran dan lingkungan sekitarnya setelah kematian Jendral Qassem Soleimani, ia mengatakan hal tersebut sebagai cerminan masalah yang sangat serius dari AS.
Menlu Iran ini menambahkan, AS tidak melihat perkembangan situasi di Timur Tengah. Ia juga mengatakan, kepemimpinan Washington itu bodoh dan sombong. “Itu menjadi bencana, terutama jika Anda memiliki banyak kekuatan,” tambah Zarif seperti diwartakan Sputniknews.com
Zarif mengatakan, gelombang protes juga terjadi di India akibat pembunuhan Qassem Soleimani.
“Hal tersrbut memberitahu kalian bahwa kalian tidak bisa membawa sembilan juta orang ke jalan dengan paksa; itu tidak terjadi, tetapi, anda tentu tidak dapat membawa 8.000 orang di Delhi, 9.000 orang di Mumbai,” ujar Zarif.
Menanggapi klaim AS, berulang-ulang, kepemimpinan militer Iran telah beroperasi di Timur Tengah melalui proksi.
Terkait serangan balasan Iran terhadap AS di Irak, Teheran mengklaim tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Zarif mengatakan, serangan yang dilakukan semata-mata sebagai bentuk pertahanan diri.
“Ini merupakan pertahanan diri yang sah,” pungkas Zarif. (Gilang/red)