CILEGON – PT. ASDP Indonesia Ferry berencana menerapkan Bagan Pemisahan Alur Laut atau Traffic Separation Scheme (TSS) yang akan segera diaplikasikan di Perairan Selat Sunda dan Perairan Selat Lombok pada 20 Juli 2020 mendatang.
Vice President Operational PT ASDP Indonesia Ferry Rudi Sunarko mengatakan, dengan adanya Traffic Separation Scheme (TSS) ini akan lebih menguntungkan terhadap sistem pelayaran di Perairan Selat Sunda dan Perairan Selat Lombok. Sebab kedisplinan pelayaran kapal akan lebih terpantau di sistem radar Vessel Traffic Service (VTS). Melalui sistem TSS ini, kapal-kapal yang melintas akan dituntun oleh sistem VTS yag ada.
“Jadi kapal yang keluar masuk dari Pelabuhan Merak maupun Pelabuhan Bakauheni pada chusing akan ada pemberitahuan dari VTS sehingga untuk safety keamanannya terjamin dan untuk jadwal penyeberangan jadi lebih pasti,” katanya kepada wartawan usai mengikuti rapat di Kantor PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Kamis (16/01/2020).
Rudi menjelaskan, TSS ini merupakan sistem trafik laut yang diterapkan di perairan internasional layaknya trafik pada lalu lintas jalur darat yang mengatur setiap pertemuan kapal dari berbagai arah. Selain itu sistem seperti ini baru diterapkan di Indonesia yaitu di Selat Sunda dan Selat Lombok.
“Istilahnya itu kalau di darat itu trafik lalu lintas, ada di peta gambarnya, jadi bagaimana pertemuannya, bagaimana penyusulannya disitu ada aturannya. Disitu dipantau langsung oleh VTS. Dengan adanya TSS Selat Sunda dan Selat Lombok ini diharapkan dapat mengurangi jumlah kejadian atau kecelakaan laut di kedua selat tersebut, yaitu dengan memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan di wilayah pelayaran yang paling tersibuk lalu lintasnya,” jelasnya.
Sementara itu General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Merak Solikin menyambut baik soal rencana penerapan sistem TSS ini. Karena menurutnya, dengan adanya sistem tersebut, maka faktor keselamatan terhadap pelayaran akan lebih terjamin. Pasalnya, Perairan Selat Sunda merupakan jalur laut yang memiliki tingkat lalu lintas pelayaran kapal-kapal yang sangat tinggi. Untuk itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan stakeholder terkait perihal persiapan penerapan sistem ini.
“Dampaknya terhadap penyeberangan tentu insyaallah, penyeberangan memiliki jaminan keselamatan. Karena disini adalah termasuk (jalur) high traffic untuk kapal roro dan setiap hari kapal roro itu ada ratusan yang harus menyebrang, selain itu juga ada kapal-kapal asing yang melintas di Perairan Selat Sunda” tukasnya. (Red)