SERANG, Updatenews.co.id – Polemik pemencatan Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Banten Irvan Santoso menimbulkan spekulasi dari berbagai kalangan, Akademisi Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) Ikhsan Ahmad menduga pemberhentian tersebut ada unsur muatan politis.
“Patut diduga ada keterkaitan politik kalau memang tidak ada penjelasan yang logis, rasional gitu kan, apalai semuanya ada aturan mainnya,” kata Ikhsan Ahmad kepada Updatenews saat ditemui diruangan kantornya, Selasa (28/1/2020)
“Soal pencopotan birokesra, ada 2 lagi kalau ga salah, memang mestinya dijelaskan oleh Guberenur apa sih yang dimunculkan, sehingga spekulasi yang menguat bahkan diyakini oleh masyarakat ini persolan suka ga suka penempatan orang mungkin juga bisa dikaitkan dengan bagaimana pencalonan guberenur kedepan yang harus disiapkan ditubuh birokrasi sendiri,” sambungnya.
Ikhsan yang juga merupakan mantan Tenaga Ahli Guberenur Banten Wahidin Halim Bidang Media dan Publik mengku, bahwa selain ada muatan politis terhadap pencopotan Biro Kesra juga sebagai bentuk arogansi gubernur dalam menggunakan kewenanganya.
“Tanpa penjelasan ini sudah pasti bentuk arogansi ataupun penjelasan klasik yang sudah bisa diduga ya, itu hak priogratif guberenur ya bentuk arogansi,” ujarnya.
Ia mengatakan, ketika ada pencopotan Pejabat OPD dilingkungan Pemprov Banten, seharusnya masyarakat diberitahui melalui penjelasan gubernur. Oleh karena itu, pihaknya mendorong adanya evaluasi terhadap pencopotan Kepala BiroKesra tersebut.
“Artinya kan begini, ini kan tunjangan-tinjangan kinerja semua OPD ini dibayar dengan uang rakyat, masyarakat juga perlu tahu ketika non job itu terjadi (pencopotan red) kinerja apa krusial bisa dievaluasi kenapa terjadi seperti itu,” jelasnya.
Menurutnya, jika terdapat kekosongan kepala OPD dilingkungan Pemprov Banten hal tersebut menimbulkan dugaan bahwa gubernur tidak bisa memanage birokrasi dengan baik.
“Ini menjelaskan bahwa guberenur itu memang tidak bisa memanage dengan baik, tidak peka terhada bagaimana fungsi-fungsi birokrasi harus lebih optimal dan lebih baik,” paparnya.
Ia berharap, dengan kejadian tersebut menjadi pelajaran bagi masyarakat. Namun, jika terdapat orientasi politik untuk digiring dalam pemililihan gubernur periode selanjutnya maka dirinya meminta masyarakat untuk tidak memilih kembali Wahidin Halim.
“Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran buat masyarakat, kedepan kalau sampai ini menjadi salah satu orientasi terhadap upaya-upaya politik pilgub kedepan baiknya jangan dipilih lagi,” tegasnya (jen/red).