UPDATENEWS, – Merebaknya virus Corona di Wuhan, China membuat omzet sejumlah pedagang kelelawar di Pasar Hewan Karimata, Semarang mengalami penurunan. Aktivitas penjualan hewan malam di lokasi tersebut merosot drastis.
“Sepi jarang ada yang beli. Padahal biasanya satu hari bisa dua sampai tiga ekor kelelawar laku,” kata seorang pedagang kelelawar Mitro Marimin saat ditemui di pasar hewan Karimata Semarang, Sabtu (1/2).
Dia tidak percaya kalau kelelawar bisa menularkan virus Corona. Sebab hewan yang terbang di malam hari itu tidak bisa makan sembarangan, dan hanya memakan buah-buahan di atas pohon.
“Terbukti saya sudah sudah tujuh tahun jualan, dan pembeli yang langganan tidak pernah kena penyakit,” ungkapnya.
Beredarnya isu virus Corona memang berdampak bagi omzet penjualannya. Biasanya, ia selalu mendapat pasokan kelelawar maupun kalong dari para pemburu di Semarang sekitar puluhan ekor.
“Tapi sekarang tidak ada yang mau beli hampir sebulan terakhir. Kami dapat pasokan ekor 20 ekor aja tidak laku, biasanya setiap ekor ia beli Rp5 ribu. Kemudian ia jual lagi seharga Rp20-50 ribu per ekor,” jelasnya.
Tak Ada yang Tertarik
Sedangkan dampak lainnya banyak ekor kelelawar numpuk di kandang. Para pelanggannya kini tidak ada yang tertarik membeli kelelawar.
“Kalau kelelawar itu masih ada banyak. Yang kalong ada dua ekor ukurannya besar-besar. Sekarang sepi. Jarang laku,” ungkapnya.
Daging kelelawar sendiri dianggap mujarab sembuhkan asma dan gatal-gatal pada tubuh. “Biasanya orang-orang pada beli kalong buat obat asma sama gatal. Kalau yang doyan, dagingnya dipotong-potong lalu digoreng,” tutup Mitro Marimin.
(Red)