UpdateNews.co.id – Inggris resmi keluar dari Uni Eropa (EU) pada Jumat malam tadi setelah negosiasi referendum yang cukup panjang.
British Exit (British Exit) merupakan sebuah kampanye prosesi referendum Inggris atas Uni Eropa. Setelah tiga tahun bergelut dengan, Inggris menyatakan independen dari EU.
Lepasnya Inggris dari unifikasi Eropa ternyata juga menjadi akhir dari perseturuan politik yang mengorbankan mantan pimpinan Partai Konservatif Theresa May, digantikan Boris Johnson yang juga Perdana Menteri Inggris. Hal ini membuat parlemen Inggris didominasi Partai Konservatif sejak beberapa tahun sebelumnya.
Dilansir dari CNN, Sabtu (01/02/2020), Inggris merupakan negara pertama yang menarik diri dari EU sejak 47 tahun keanggotaannya dalam blok barat pasca perang dunia ke II.
Boris Johnson berbicara dalam pidato yang direkam sebelumnya, menyerukan negara itu untuk merayakan kemerdekaan dan berjanji untuk memenuhi janji Brexit.
Inggris telah menyusun ketentuan keluarnya dari Uni Eropa ketika Perdana Menteri Boris Johnson menegosiasikan kembali kesepakatan Brexit dengan Brussels milik Theresa May, dan meminta anggota parlemen untuk mengesahkannya setelah kemenangan bersejarah dalam pemilu dini.
Sky News mewartakan, kesepakatan menetapkan undang-undang perceraian yang akan dibayarkan Inggris saat ia pergi, serta perlindungan bagi warga negara EU yang tinggal di Inggris, pengaturan bea cukai untuk Irlandia Utara dan ketentuan-ketentuan periode transisi.
Boris Johnson, saat ini ia akan melakukan penyelesaian hubungan masa depan Inggris dan EU terkait hubungan dagang dan keamanan. (Gilang/red)