SERANG – Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten M Nizar mengatakan, banyak sekali dana yang terserap untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) ini. Sementara dana yang sudah dialokasikan untuk pelayanan kesehatan Penerima PBI tidak maksimal.
Demikian diungkapkan Ketua Komisi V DPRD Provinsi Banten M Nizar Kepada awak media saat ditemui diruangan kantor kerjasama gedung DPRD Banten, Rabu (05/02/2020).
Ia menjelaskan, ketidak maksimalan dalam pelayanan kesehatan masih diperlihatkan dihadapan publik, bahkan ada masyarakat ketika ke rumah sakit tidak dikasih kamar, beberapakali kejadian masyarakat peserta PBI ketika kerumah sakit tidak dilayani dengan baik.
“Kan pelayanan kesehatanya tidak maksimal, karena ada beberapa masyarakat yang punya BPJS yang sudah di kaver tapi kemudian ketika dia (peserta PBI-red) kerumah sakit ga ada kamar, karena pelayanannya tidak maksimal,”ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya mengaku prioritas utama adalah membenahi rumah sakit. Untuk itu, ia menyarankan kepada pemerintah Kabupaten atau Kota untuk menyelesaikan persoalan peserta PBI.
“Jadi sebenarnya bisa lebih bagus kalo kita memenuhi pelayanan rumah sakit dulu, terus kita biarkan kepada Kabupaten atau Kota untuk menyelesaikan persoalan penggunaan PBI BPJS di daerahnya ini,”ungkapnya.
Lebih lanjut ia menuturkan, kalau memang kebutuhan dana itu dari Kabupaten atau Kota, tinggal bagaimana menggajukan sebagai bantuan keuangan untuk kepesertaan PBI.
“Lebih baik kita benahi layanan kesehatannya dan ibu kadis (dinkes-red) juga salah satu yang mensuport urusan pemebanahan,”tuturnya.
Ia juga mengatakan bahwa tahun ini Pemprov Banten akan memangkas jumlah penerima iuran PBI yang dibiayai Pemprov Banten, dari sebelumnya direncanakan 950 ribu warga miskin dan kurang mampu, turun menjadi 623 ribu orang.
“Turun dari sebelumnya 950 turun menjadi 623 ribu orang,”Jelas Nizar,
Terkait penurunan, sambungnya, hal tersebut menyesuaikan dengan data dari survey BPS Banten. Total warga kurang mampu di Banten yang mengalami penurunan pada periode September 2019 berada pada posisi 4,94 persen atau 641,42 ribu jiwa.
“Lebih rendah dibanding Maret 2019 sebesar 5,09 persen atau 654,46 ribu jiwa,”tandasnya (Jen/red)