SERANG – Salah satu keterwakilan perempuan pada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten Fraksi Partai Gerindra Encop Sopia mengungkapkan akan segera menekankan fokus pelayanan kerja pada sektor kelompok petani. Sebab, dinilai masyarakat tani masih belum optimal.
“Saya melihat bahwa masyarakat Petani dan nelayan itu masih kurang optimal, juga masih belum maksimal untuk ditata, misalnya selalu saja dipertanian ketika dipasaran harga mahal tapi kemudian justru ketika petani panen harganya turun,”kata Encop Sopia saat ditemui diruang kerja Fraksi Gerindra DPRD Banten, Curug, Kota Serang, Kamis (6/2/2020)
Ia menjelaskan, dalam pemberdayaan petani tidak bisa dilupakan kehadiran perempuan, sehingga yang harus ditekankan adalah memberikan upaya swasembada pangan untuk membuka akses kepada petani perempuan.
“Perhatian kita juga bagaimana memperhatikan swasembada pangan bagi perempuan, jadi perempuan dalam kondisi apapun bisa bertahan,”ujarnya.
Encop Sopia yang juga merupakan anggota Komisi I DPRD Banten mengaku selain perempuan diberikan hak politik, dikelompok marginal petani perempuan juga memegang peranan penting.
“Kalau kita bicara tentang ekonomi dan politik di kelompok masyarakat marginal, perempuan itu yang memegang peranan penting. Ketika akses suaminya tidak bisa bekerja dan lain sebagainya, perempuan dapat membantu bahkan mungkin bisa jadi tulangpunggung keluarganya,”paparnya.
Ia mencotohkan seperti dalam platfom partai gerindra yang menekankan atau memberikan lebih banyak ruang kerja kepada kelompok marjinal disektor petani dan nelayan.
“Ketika saya memberikan refleksi untuk membantu dibidang pelayanan, melihat platform dalam partai gerindra itu juga lebih banyak menekankan tenaga kerja kelompok marginal disektor petani dan nelayan,” terang Encop.
Kendati demikian, Ia mangku dalam kondisi musim hujan dan musim kemarau petani selalu dihadapkan dengan permasalahan, untuk itu, petani rentan terhadap masalah yang belum bisa diselesaikan.
“Jadi perempuan petani dan nelayan itu seperti di kota serang sangat rentan, soalnya dimusim penghujan sering banjir jadi sawah-sawah menjadi outper , kemudian dimusim panas petani-petani itu malah kesulitan untuk mengairi sawahnya,” tandasnya. (Jen/red)