SERANG – Hadirnya representasi perempuan dalam politik dapat memperkuat partisipasi perempuan sehingga dapat menyampaikan aspirasi serta melindungi kepentingan perempuan yang selama ini kurang tersampaikan.
Demikian diungkapkan Anggota Komisi I DPRD Provinsi Banten Fraksi Gerindra Encop Sopia kepada awak media usai menggelar tasyakuran partai gerindra di ruangan kerja Fraksi Gerindra Banten, Curug, Kota Serang, Kamis (06/02/2020).
Ia menuturkan, dalam momentum HUT Gerindra bertepatan dengan kemenangan partainya di pemilu tahun 2019, namun tidak boleh lupa bahwa kinerja partai harus memberikan pelayanan maksimal kepada rakyat Banten.
“Partai Gerindra kan sudah 12 tahun, Alhamdulillah untuk di Provinsi Banten kita menjadi pemenang pertama, itu artinya bahwa pelayanan kinerja kita harus lebih maksimal, karena rakyat sudah memberikan suara yang cukup signifikan untuk Partai Gerindra,”katanya.
Ia menjelaskan, dalam keterwakilan perempuan di Parlemen salah satu cara untuk mengabdi dan merefleksikannya dengan menyapa seluruh masyarakat terkhusus perempuan di Banten.
“Saya kira inilah momentum Partai Gerindra sejauh mana dapat menyapa seluruh masyarakat khususnya kalangan perempuan,”ujarnya.
Ia mengatakan, kaum hawa biasanya paling rentan untuk memiliki akses, seperti halnya akses suara, akses mengekspresikan diri untuk mengabdi melalui politik.
“Ya perempuan juga punya hak setara untuk berkiprah dalam politik. Maka dari itu, keterwakilan perempuan dalam politik sangatlah penting,”ungkapnya.
Misalnya, kata dia, dikepengurusan politik jarang sekali perempuan terlibat aktif didalam strukturual yang signifikan memiliki jabatan strategis, sehingga perempuan sering menganggap bahwa politik identik keras.
“Sebagian besar perempuan selalu merasa bahwa politik adalah dunianya laki-laki tapi bukan dunianya perempuan yang menganggap bahwa politik itu keras,”paparnya.
Kendati demikian, ia mengaku dengan berkiprah di politik adalah cara perempuan untuk berbuat lebih kepada masyarakat, sehingga dapat meyakinkan politik untuk mensejahterakan masyarakat.
“Politik itu alat untuk mensejahterakan masyarakat, sehingga kalau beribacara kesejahteraan rakyat kita tidak bisa mengabaikan potensi yang dimiliki perempuan dari misalnya baik potensi maskulin maupun feminim itu harus terakomodir dalam politik,” tukasnya. (Jen/red)