SERANG -Santri dari berbagai pondok pesantren di Kecamatan Padarincang Menggelar Muhadoroh Akbar yang bertajuk “Penolakan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB)”. Muhadoroh tersebut dilangsungkan di Pondok Pesantren Furu Aroudhotul Baqiat, Desa Citasuk, Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Jum’at (7/2/2020).
Koordinator Santri Padarincang Kardi mengatakan, bahwa maksud dan tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk menyebarkan semangat perjuangan dalam menolak proyek Geothermal di Padarincang.
“Maksud dari kegiatan Muhadoroh ini salah satunya yaitu untuk memperluas semangat penolakan proyek Geothermal di kampung halaman kami, serta menegaskan kepada Pemerintah bahwa masyarakat Padarincang tetap menolak pembangunan tersebut,”kata Kardi.
Ia menjelaskan, bahwa santri akan berada di barisan terdepan bersama masyarakat dalam melakukan penolakan terhadap Proyek Sintesa Geothermal Banten.
“Kami sebagai santri Padarincang dengan tegas menyatakan sikap bahwa kami ikut dengan masyarakat dalam penolakan proyek yang akan merusak tanah kelahiran kami,”ujarnya.
Sementara itu, Aktivis Mahasiswa Juni mengatakan dalam proses perjuangan masyarakat harus didukung penuh demi terciptanya keadilan sosial yang selama ini direbut oleh elit politik untuk kepentingannya sendiri.
“Totalitas perjuangan melawan perusahaan yang merusak alam sudah kita lakukan, bahkan kita dari tahun 2017 mendapingi masyarakat, tragisnya pemerintah tidak pernah mendukun perjuangan masyarakat padarincang,”ungkapnya.
Juni yang merupakan aktivis Serikat Mahasiswa Sosialis Demokratik (SWOT) merasa kecewa dengan tarik ulurnya pencabutan izin Proyek Geothermal, karena sudah beberapa kali dinjanjikan pemerintah akan dicabut tetapi sampai saat ini izinya masib berlaku.
“Kita kecewa, padahal dari dulu rakyat menolak tapu tidak ada upaya yang serius untik mencabit izin perusahaan itu, bahkan senpat dihembuskan pemkan serang perusahaan akan dilanjutkan,”tuturnya.
Kendati demikian, ia mengaku jika perusahaan beroprasi kembali dalam waktu dekat mahasiswa bersama masyarakat akan melakukan aksi demontrasi sebagai bentuk penolakan.
“Perjuangan kita akan terus dikobarkan, saat ini sedang melakukan konsolidasi dengan masyarakat untuk menyiapkan strategi pernoalakan terhadap perusahaan geothermal,”tegas juni.
Ditemui ditempat yang sama Pengasuh Pondok Pesantren Furu Aroudhotul Baqiat Eha Suhaemi, mengatakan untuk Santri Pemuda serta Mahasiswa harus tetap semangat dalam menjaga kelestarian alam dan cinta tanah air.
“Santri, pemuda dan mahasiswa sebagai penerus bangsa wajib memiliki semangat yang tinggi dalam menjaga alam dari orang-orang yang ingin merusaknya,”paparnya.
Ia berharap, pemerintah Kabupaten Serang dapat menyerap aspirasi masyarakar yang sudah bertahun-tahun menolak perusahaan tersebut, bahkan masyarakat sampai melakukan jalan kaki agar tidak dilanjutkan proyek geothermal.
“Ya kita sih harapannya perusahaan ini tidak dilanjutkan, kalau dilanjutkan dampaknya besar, masyarakat juga pasti akan mempertahankan bentuk penolakannya. Pemkab Serang harus melindungi kepentingan rakyat jangan sampai membela kepentingan perusahaan,” tukasnya. (jen/red)