SERANG – Sebanyak 1.377 rumah akan direlokasi untuk program reaktivasi jalur kereta Api Rangkasbitung-Labuan, pemerintah daerah sudah memastikan rumah yang direlokasi akan diberikan uang santunan.
Demikian diungkapkan Kepala Balai Teknik Perkereta Apian Wilayah I Jakarta-Banten, Rode Paulus Gago Pujiono, ditemui usai rapat persiapan reaktifasi jalur kereta api Rangkasbitung-Labuan, di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Banten, Selasa (11/02/2020).
“Untuk cepat lambatnya ganti rugi pembayaran tanah itu tergantung masyarakat yang akan menerima uang santunan,”ujarnya.
Meski demikian, pihaknya mengaku sesuai dengan aturan standar ganti rugi tersebut hanyak akan diberikan kepada yang menempati tanah lebih dari 10 Tahun
“Sesuai dengan Perpres 62, memang bisa diberikan santunan hanya yang menempati bangunan lebih 10 tahun,”terang Rode.
Ia menuturkan, pemerintah akan melibatkan semua pihak sehingga akan dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu, untuk warga yang memiliki sertifikat tanah akan diperiksa oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) untuk memastikan nilai santunannya.
“Datanya akan dikumpulkan dengan melibatkan semua unsur, dari Pemda, Kepolisian, Tokoh, Masyarakat, data ini akan digunakan oleh tim Kantor Jasa Lenilaian Publik (KJPP), nah ini akN menentukan berapa nilai santunan yang akan diberikan kepada masyarakat,”paparnya.
Selain itu, dalam upaya pembangunan pihaknya menargetkan tahun 2021 reaktifasi sudah dimulai, sehingga dapat menunjang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Wisata Tanjung Lesung.
“Kita targetkan untuk pelaksanaa pembangunan diawal tahun 2021, tentu ketika sudah dibangun itu akan menarik pengujung sehingga akan menujang KEK Tajung Lesung,” ucap Rode.
Dikatakan Rode, nantinya masyarakat dari Jakarta bisa menggunakan KRL turun di Stasiun Rangkas Bitung, lalu melanjutkan perjalanan ke Stasiun Labuan dengan menggunajan jalur Kereta Api Rangkas Bitung Labuan untuk sampai ke KEK Tanjun Lesung menggunakan konsep Maiki Kereta Rel Diesel (KRD)
“Tujuan pemerintah sekarang ada destinasi wisata, konsepnya KRD kereta diesel. (Wisatawan) Ke Rangkas (dulu) bisa lanjut Labuan,” Pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Infrastruktur dan Sumber Daya Alam Setda Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan, sebagai langkah awal telah dilaksanakan sosialisasi sehingga dalam proses Reaktivasi Kereta Api sudah mendapat dukungan dari masyarakat.
“Respon masyarakat dari awal memang sudah baik, kita kan sudah melakukan sosialisasi di Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Artinya, masyarakat sudah mendukung, tentunya sudah menyadari juga bahwa mereka tinggal ditanah bukan miliknya,”katanya.
Menurut Nana, dari keterangan Kepala desa yang sudah melaporkan ada beberapa masyarakat yang ingin segera diberikan santunan.
“Ya dari laporan kepala Desa ada Masyarakat yang ingin segera dibayarkan uang santunannya, sehingga itu dipastikan masyarakat mendukung untuk pembangunan reaktivasi kereta api,”Tandasnya. (jen/red)