SERANG – Mencuatnya Statemen Kepala Badan Pembina Indiologi Pancasila (BPIP) atas penyebutan agama sebagai musuh pancasila menuai kontroverasi. Pasalnya, setalah kejadian tersebut berbagai penilaian dari elemen masyarakat turut menimbulkan persoalan yang mengarah pada BPIP.
Menanggapi hal tersebut Ketua Fraksi PKS DPRD Banten Juhaeni M Rois menyebut statment Kepala Badan Pembinaaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi yang mengatakan agama sebagai musuh Pancasila patut dipertanyakan.
“Yang mengungkapkan kalimat itu tuna sejarah, dia tidak tau bagaimana pancasila digali oleh para pendiri bangsa ini. Yang memusuhi atau membenturkan antara agama dan pancasila dari dulu tidak ada lagi itu pemikiran orang-orang Partai Komunis Indonesia (PKI),” kata Juhaeni saat ditemui di Kediamannya, Kecamatan Serang, Kota Serang, Senen (17/2/2020).
Juhaini menegaskan, Kepala BPIP patut dicurigai, karena pernyataan tersebut sangat fatal dan dapat memecah belah bangsa. Maka, perlu ada sikap dari pemerintah.
“Saya pikir profesor itu meskipun secara KTP Islam tapi perlu kita curigai jangan-jangan orang ini komunis yang tidak terang-terangan. Kita sangat sayangkan kenapa orang seperti itu ditarik di BPIP,” ujarnya.
Juhaeni menuturkan, di zaman orde baru sekalipun ide semacam itu pasti dimusuhi oleh negara. Ia menanyakan kenapa ide tersebut lahir di era reformasi?, Apakah tidak ada para cendikiawan yang ahli di bidang ketatanegaraan yang tidak membuat gaduh dan statemennya menyejukan masyarakat, serta dapat diterima oleh semua pihak.
“BPIB itu seharusnya menyatukan bukan memecah belah, jangan malah statemennya memecah belah dan mengadu domba. Seharusnya saat ini pemerintah mendengar aspirasi rakyat, mendengar MUI, dan tokoh masyarakat agar orang tersebut dicopot,” paparnya.
Terkait pernyataan BPIP, Sambunya, bukan hanya islam yang dinistakan, tetapi penistaan terhadap agama. Sebab, kata Juhaini, hal tersebut ingin membenturkan agama dengan pancasila .
“Kalau secara pribadi ini sudah penistaan, bahkan bukan hanya islam, tetapi menistakan semua agama. Karena statemennya bisa diartikan jangan ada agama di Indonesia tetapi yang ada hanya pancasila saja,” pungkasnya. (jen/red)