SERANG – Komisi I DPRD Kabupaten Serang meninjau langsung perkebunan buah naga milik PT. Agro Fruit Mandiri yang berada di Desa Citaman, Kecamatan Baros, Kabupaten Serang.
Peninjau tersebut dilakukan atas dasar permintaan sejumlah Organisasi Kelompok Partisan (OKP) Baros pada saat audiensi di DPRD Kabupaten Serang, kamis (20/2), mereka meminta Pemda dan DPRD untuk segera meninjau langsung ke lokasi Perusahaan, karena dianggap menjadi penyebab atas musibah banjir yang terjadi di sana.
“Di sini kita melihat kondisi di lapangan sebenarnya seperti apa, baik masyarakat yang terdampak atau melihat langsung perusahaan buah naga ini,” ucap Ketua Komisi I DPRD Kabupaten Serang Aef Saefullah saat di sela-sela tinjauannya ke lokasi, Senin (24/2/2020).
Aef mengatakan, pihaknya menyayangkan dengan PT Agro Fruit Mandiri yang tidak mengutus petinggi perusahaan untuk memberikan keterbukaanya informasi dilapangan, sehingga, kata aef peninjauan ke perusahaan tidak mendapatkan hasil yang jelas.
“Karena saat ini tidak ketemu dengan pihak managemen perusahaan, maka kita agendakan hari kamis mendatang. Kita undang pemangku kebijakan di perusahaan ini, karena kalau saat ini percuma, yang ada hanya karyawannya,” ujarnya.
Aef menjelaskan, dari pengelihatan dilapangan terkait dampak kepada masyarakat memang banyak yang perlu dipebaiki, terutama tandon. Selain itu Ia mengusulkan untuk di tanam tumpang sari agar menjadi penahan air.
“Kalau saya lihat di Kalimantan itu ditanam tumpang sari, jadi tidak gundul seperti ini. Sehingga ada semacam penahan airnya pada kebun buah naga ini,” paparnya.
Terkait ketidakjelasan data tandon, aef meminta agar segera disesuaikan dengan dokumen yang ada, baik luas maupun kedalamannya.
“Iya wajar kalau air langsung ke bawah, karena tandonnya yang katanya 1500 meter, akan tetapi kita lihat hanya seluas itu,” ungkap aef.
Sementara Samsul Bagian Teknis Kebun PT Agro mengatakan, tidak ada informasi dari internal perusahaan, tinjauan DPRD hanya diketahui dari Babinsa dan Babinmas setempat melalui pesan Whatshap.
“Kedatangan ini secara tertulis tidak ada. Saya tau hanya dari whatsap. Pihak managemen perusahaan sementara ada di Jakarta, karena ada tim audit internal dari pusat,” katanya.
Terkait nama yang mengaku sebagai utusan dari pihak perusahaan pada saat audiensi, Ia mengaku jika orang tersebut sudah berhenti.
“Pas saya dapat info itu, Saya tadi konfirmasi ke kantor pusat apakah benar ada karyawan atas namanya yang diutus tersebut. Katanya itu mantan karyawan yang sudah tidak bekerja dari desember 2018,” jelasnya.
Banjir yang menerjang masyarakat dikaitkan dengan perusahaan, tuturnya, belum tentu juga, karena selain ada perusahaan buah naga itu, juga ada kebun warga yang lain.
“Saya pikir bukan hanya perusahaan saja yang mengalirkan air, tapi milik warga juga. Bahkan yang membersihkan rumah warga para karyawan sini,”pungkasnya. (Jen/red)