SERANG –Mencuatnya statment kepala Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian yang ingin mengusulkan ucapan Assalamualaikum Warohamtullahi Wabarakatuh diganti dengan salam Pancasila menimbulkan polemik ditengah masyarakat.
Meski Yudian telah mengklarifikasi dan memberikan penjelasan atas ucapannya di berbagai media, tapi penyebutan kontroverisial tersebut masih hangat diperbincangkan.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten A. M. Romly mengatakan, pernyataan kepala BPIP harus diuji kebenarannya, jika diperuntukan untuk mengganti salam Agama maka MUI tidak setuju, tapi kalau ternyata dimaksudkan untuk pelengkap tidak terlalu dipersoalkan.
“Kalau hanya sebatas salam pelengkap tidak masalah. Saya Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), tidak assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, tapi salam kerukunan. Cukup gitu aja, jadi jangan dimaknai macam-macam,” ucap Romly kepada wartawan usai menghadiri acara pelantikan Dewan Masjid Banten di Pendopo Gubernur, KP3B, Kota Serang, Rabu (26/2/2020).
Salam Pancasila. Kata Romly, hanya sebagai salam pelengkap saja, sehingga tidak boleh ditafsirkan sembarangan.
“Untuk salam pancasila jangan dimaknai pengganti salam agama karena pasti banyak yang menolak,”ujarnya.
Meksi begitu, Romly menilai jika pemaknaan salam tersebut ditujukan untuk mengganti salam agama pasti akan menghilangkan nilai religius.
“Seandainya salam pancasila dimaknai sebagai pengganti salam agama, maka salam itu tidak mengandung nilai-nilai religiu,”pungkasnya. (jen/red)