SERANG —Tokoh Ulama Kharistamik Abuya Muhtadi Dimyati memimpin istighasah keselamatan bumi Banten untuk Indonesia di Alun-alun Padarincang, Kabupaten Serang, Banten, Rabu (4/3/2020) lalu. Istighasah tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap adanya proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) untuk kemakmuran dan kemaslahatan masyarakat Banten.
Menyikapi hal itu, Tokoh Gerakan Masyarakat Padarincang Dhoif mengatakan, Dampak dari istighosah dukungan terhadap proyek geothermal memicu perlawan secara massif dari masyarakat padarincang, dan semakin mengukuhkan hati masyarakat padaruncang.
“Kita akan tetap melindungi alam padarincang, kita akan menolak, alam disini milik rakyat padarincang, alam harus tetap asri dan lestari untuk masa depan anak cucunya kelak,” ucapnya usai menggelar Nonton Bareng (Nobar) bersama warga Padarincang tentang Bahaya Geothermal di Padarincang, Kamis (5/3/2020).
Terkait adanya dukungan geothermal, kata dia, dukungan tersebut tidak berdasar kajian yang jelas, pihaknya mengaku akan tetap melawan untuk kedaulatan warga padarincang.
“yang harus berdaulat dipadarincang adalah masyarakat padarincang, dan kedaulatan alam padarincang adalah milik masyarakat, makannya kita diwajibkan untuk memperjuangkan kelestarian alam,” katanya.
Sementara itu, terpisah aktivis
Himpunan mahasiswa basemant (HIMABES) Unis Tangerang, Abel menilai adanya polarisasi yang sengaja dipermainkan, sehingga jual-beli isu agama dan ketokohan ulama dalam melancarkan proyek tambang panas bumi (PLTPB/GEOTHERMAL) yang selama 5 tahun ini di tolak habis-habisan oleh masyarakat sekitar mengganggu ketenangan rakyat.
“Kami menyayangkan adanya upaya-upaya jual-beli agama dan pemanfaatan tokoh agama demi memuluskan proyek PLTPB tersebut,” ungkap abel.
Ia juga menjelaskan, ketika penolakan masyarakat semakin besar ada upaya pihak perusahaan dan aparat pemerintah daerah berusaha untuk memanfaatkan tokoh agama dalam memuluskan proyek PLTPB.
“Kita menyayangkan perusahaan bersama-sama dengan pemerintahan setempat bermanuver untuk menjual tokoh agama demi memuluskan berjalan nya proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi,” tandasnya. (jen/red)