SERANG — Semenjak terbit surat edaran dan intruksi rektor diseluruh perguruan tinggi termasuk di Banten pertanggal 17 sampai 31 Maret 2020 mendatang. Untuk menghindari penyebaran virus corona (covid-19) dilingkungan kampus para mahasiswa dirumahkan. Pasalnya, kebijakan itu menghentikan kuliah tatap muka sebagai gantinya pembelajaran mahasiswa dialihkan menggunakan sistem daring (Online).
Diberlakukannya kuliah daring membuat sebagian mahasiswa di Provinsi Banten mengalami kesulitan. Mulai dari kendala jaringan, paket data, hingga banyaknya tugas yang diberikan oleh dosen.
Keluhan kali ini datang dari Mahasiswi yang kuliah disalah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Provinsi Banten, Intan Nurbaiti menuturkan kuliah online mulanya diprediksi akan berjalan dengan baik, tapi ditengah kuliah online itu ternyata ada beberapa kendala yang dirasakan olehnya.
“Kuliah online itu gak enak, nah gaenaknya itu benar-benar harus siap sinyal sama kuota, sedangkan signal susah,” ujar Intan saat dihubungi melalui sambungan telephon seluller, Selasa (24/03/2020).
Mahasiswi Program S1 Jurusan Ekonomi Syariah ini baru seminggu mengikuti kuliah melalui laptop atau handphonnya. Ia merasa lebih baik kuliah secara tatap muka daripada harus menggunakan sistem daring.
“Dirumah koneksinya buruk, sedangkan kita harus mengerjakan tugas-tugas yang numpuk dari dosen,” terangnya.
Mahasiswa yang akrba dipanggil Intan itu bercerita, akibat mewabahnya virus corona di Provinsi Banten. Kini semua mata kuliah dialihkan ke sistem daring, kendala yang nyata tentu saja masalah signal, ketika signal jelek akan berakibat pada presentasi kuliah melalui aplikasi atau menggunakan metode vidio call.
“Vidio call itu harus signal bagus dan paket data mendukung, nah ini udah signal jelek pemaparan belajar juga tersendat, suara tidak jelas,” jelas Intan.
Selain itu, ia melanjutkan, butuh puluhan data yang digunakan setiap pekannya, karena harus full dihadapan laptop. Bahkan, diakuinya, akibat keseringan beli paket berimbas pada pengeluaran yang semakin besar dan menjadi beban orang tua.
“kita harus berkutik dihadapa laptop setiap harinya, supaya tidak ketinggalan info gitu, makannya pantengin laptop dari pagi sampe mau malem, ribet pokonya,” paparnya.
Meski begitu, ia mengaku ada sisi positifnya kuliah daring, karena waktu dengan keluarga sangat banyak, ada beberapa dosen juga yang menerapkan waktu belajar singkat.
“Ada dosen yang mempersingkat waktu, yang tadinya belajar 2 SKS (100 menit) jadi 40 menit. Kuliah daring juga bisa sambil santai, tapi suka dadakan belajarnya, karena kan dosenya beda-beda,” tandas Intan. (jen/red)